https://jatim.times.co.id/
Berita

Pasar Murah Bahan Pokok, Cerita Kesalehan Sosial Majelis Pengajian di Kota Malang

Kamis, 06 Maret 2025 - 16:07
Pasar Murah Bahan Pokok, Cerita Kesalehan Sosial Majelis Pengajian di Kota Malang KH Zain Baik saat berada di pasar murah bahan pokok masjid Al-Kahfi Pandean Malang. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Fajar hari kedua Ramadan mulai menyingsing. Namun langit dan suasana masih tampak gelap di sekitar Masjid Al Kahfi, kampung Jalan Pandean, Kelurahan Blimbing, Kota Malang, Ahad, 2 Maret 2025. Kumandang adzan subuh terdengar merdu dari pengeras suara masjid. Cahaya lampu menerangi jalan kampung dan bangunan masjid.

Tampak satu per satu jemaah solat subuh berdatangan. Perempuan maupun laki-laki. Sebagian besar lansia, muda, hingga usia bocah. Para jamaah Al Kahfi mulai memenuhi ruangan masjid. Wajah mereka telihat penuh suka cita memenuhi masjid yang megah itu.

Energi bulan yang disebut  lebih baik dari seribu bulan itu, menebar kuat di wajah para jemaah. Terasa spesial dibandingkan suasana solat subuh di bulan-bulan biasa. Mereka bersiap mengikuti jamaah solat subuh dengan imam setempat. Muadzin mulai menyuarakan qomat, pertanda solat subuh dimulai. Para jamaah merapatkan sof, hingga terlihat rapi dan padat. 

Suasana hening dan khusuk. Jemaah solat subuh hari itu tidak seperti biasanya. Lebih banyak dari subuh biasanya. Terlihat  kerinduan jamaah Al Kahfi pada bulan Ramadan yang penuh maghfiroh dan berkah.

Pengajian  subuh hari itu juga spesial. Menghadirkan ulama dari luar kampung Pandean, yakni KH Zain Baik, Pengasuh dan pendiri Ponpes dan Rehabilitasi Mental  Az Zainy Tumpang, Kabupaten Malang. Tak hanya itu, di luar halaman masjid sejumlah jemaah takmir masjid yang juga anggota muslimat Kampung  Pandean terlihat sibuk menata sekitar 200 lebih paket pasar murah di atas meja meja panjang nan rapi. Satu paket tas kresek berisi kebutuhan masak dapur. Ada tahu, tempe, sayuran, dan telor, dan sepotong ayam. 

Hari itu pula bakdo pengajian subuh, jemaah tampak bersemangat  menggelar pasar murah di halaman masjid. Jika harga normal per paket Rp 20 ribu, namun mereka menjual murah. Setiap jemaah cukup menebus Rp 10 ribu.  Pasar murah tersebut dibuka oleh Gus Zain Baik, Koordinator Majelis Pengajian Al Kahfi Ustadz Syaifudin, dan para tokoh ulama setempat.

Menurut Gus Zain, pasar murah tersebut merupakan pengejawantahan bahwa jemaah tidak  hanya menjalankan ibadah utama di dalam masjid tetapi juga bagaimana mereka bahu-membahu menghadapi kondisi ekonomi saat ini. Kegiatan ini juga  merupakan wujud  memakmurkan  masjid.

Tidak hanya kegiatan saat dan ibadah utama di dalam masjid, namun juga kegiatan turut memakmurkan ekonomi jemaah. Meski pun kegiatan ini masih digelar  sepekan sekali selama Ramadan ini.

"Ini upaya kami untuk saling menghidupi jemaah dalam menghadapai kondisi ekonomi saat ini. Sementara masih menjual dengan harga murah," ungkap Ustadz Syaifudin.

Selanjutnya mereka akan memutar untuk belanja dan penjualan pasar murah berikutnya.  Ia mengakui, pasar murah ini ditopang dari, oleh, dan untuk majelis. Juga ibu -ibu  muslimat setempat.

"Yang penting terus bersyukur. Hari ini mami masih bisa belanja tahu tempe dan sepotong ayam seharga sepuluh ribu," ungkap Ny Anis, 60 tahun, salah satu jemaah, dengan wajah ceriah. 

Gus Zain mengaku terharu atas kegiatan pasar murah jemaah Al Kahfi tersebut. Ia lantas mensupport kegiatan tersebut dengan melibatkan santri Az Zainy untuk turut membantu program tersebut.  Nilai-nilai ini juga diangkat Gus Zain ketika ceramah subuh di hadapan jemaah Al Kahfi.

"Sepanjang lebih dari 15 tahun, saya membersamai jemaah Al Kahfi. Semoga istiqomah menjaga keimanan dan kesalehan sosial dalam majelis ilmu. Untuk bekal hidup bermasyarakat seperti yang ditauladankan Rasullallah sallalahu alaihi wassalam," ungkap ulama kelahiran Paiton, Probolinggo itu membuka ceramahnya.

Menjaga istiqomah, kata Gus Zain  tentu tidak mudah. Butuh ilmu. Untuk  menjadi paham, mengerti, dan  menyadari, lalu mampu menjalankan dalam kehidupan sehari-hari. Gus Zain menyampaikan penghargaan kepada jemaah dan majelis Al Kahfi yang terus menjaga kebersamaan dalam kebaikan.  Baik dalam ibadah utama dan ibadah berbentuk saling peduli sesama. Yang merupakan wujud kesalehan sosial.  Seperti membantu yang lemah dan yang kurang.

"Inilah pentingnya ilmu dalam membangun kesalehan dalam jemaah Al Kahfi khususnya maupun umat muslim yang lebih luas," tuturnya.

Gus Zain juga mengingatkan betapa pentingnya untuk  bersedekah. Tak harus menunggu kaya. Kapan pun dalam kondisi apapun sedekah akan menolong diri kita sendiri.  Apalagi di alam kondisi berkemampuan. Jemaah Masjid Al Kahfi memang beranggotakan warga muslimin dan muslimat Kampung Pandean.

Mereka memiliki berbagai latar belakang. Ada pensiunan PNS, guru, pedagang, tukang, kuli bangunan, hingga lansia yang sudah tidak produktif bekerja.  Kampung yang berada di perkotaan Kota Malang ini demikian kuat menggairahkan dan memakmurkan masjid yang dibangun secara gotong- royong dan mandiri.

Jumlah anggota sekitar ratusan. Belum ribuan. Namun, jemaah  Masjid Al Kahfi terus menjaga spirit  memakmurkan masjid. Tidak hanya di dalam dan lingkungan sekitar masjid. Namun juga di luar kampung Pandean. Mereka rajin mengikuti majelis  ilmu sesama ahlu sunnah wal jamaah. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.