TIMES JATIM, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat buka suara soal polemik sound horeg yang kini tengah menjadi perdebatan. Apalagi, baru-baru ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) telah mengeluarkan fatwa haram terkait sound horeg dan muncul kericuhan di karnaval gegara sound horeg.

Wahyu mengatakan, pihaknya akan meninjau langsung permasalahan di lapangan, terkait penggunaan sound horeg di karnaval bersih desa, sebelum mengambil langkah tegas.

“Panitianya dari masyarakat, yang menikmati juga masyarakat. Selama ini, kegiatan seperti bersih desa dan suroan tetap berjalan tanpa masalah. Tapi nanti saya akan lihat langsung apa permasalahannya,” ujar Wahyu, Senin (14/7/2025).

Menanggapi wacana larangan penggunaan sound horeg pasca keluarnya fatwa haram dari MUI Jawa Timur, Wahyu mengaku pihaknya selaku pemerintah daerah sedang menunggu regulasi dari Pemprov Jatim.

“Kita sudah bahas, dan nanti Gubernur akan mengeluarkan aturan. Saya juga sudah bertemu dengan Pak Emil (Wakil Gubernur Jatim) dan beliau menyampaikan akan ada regulasi soal itu. Kita akan ikuti,” ungkapnya.

Saat ditanya soal potensi konflik di masyarakat akibat penggunaan sound horeg yang kerap memicu keributan dan gangguan ketertiban, Wahyu menegaskan perlunya regulasi yang detail dan tidak terburu-buru. Maka dari itu, ia lebih memilih menunggu regulasi dari pemprov baru bergerak, ketimbang bergerak sendiri tanpa arahan.

“Sementara ini kami minta semua panitia di tingkat kelurahan untuk tetap memperhatikan ketertiban. Tapi ini memang perlu aturan yang lebih spesifik,” ucapnya.(*)