TIMES JATIM, MADIUN – Gerakan literasi menjadi pondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan mandiri. Pegiat Literasi Madiun Raya (Pelmar) menggelar Roadshow Gerakan Literasi di Kabupaten Madiun. Kegiatan tersebut sebagai langkah awal membangun ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Roadshow berlangsung di Lapangan Jiwan, Kabupaten Madiun, Rabu (31/12/2025). Roadshow dikemas kegiatan pameran buku, diskusi literasi, baca puisi dan penandatanganan dukungan gerakan literasi di Kabupaten Madiun. Kegiatan diikuti pegiat literasi dan sejumlah elemen masyarakat. Antara lain  mahasiswa, akademisi, komunitas ojol dan NGO.

"Kegiatan ini menjadi pintu awal  menghimpun persepsi, masukan, serta ide-ide segar dari masyarakat, khususnya generasi muda," jelas Adelia Nugraheni, koordinator penyelenggara dari Pelmar.

Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Juniarto ikut membubuhkan tanda tangan dukungan gerakan literasi. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)

Dari diskusi literasi yang dilakukan, lanjutnya, muncul banyak ide dan gagasan baru. Gagasan dan ide tersebut perlu direalisasikan agar literasi benar-benar hidup di tengah masyarakat. Sebagai tindak lanjut, Pelmar tengah menyiapkan sejumlah program lanjutan.

"Akan kami agendakan roadshow literasi ke sekolah dan berbagai wilayah. Mulai dari Madiun Kota, Kabupaten Madiun, hingga kawasan Madiun Raya," jelasnya.

Adelia menegaskan terselenggaranya kegiatan roadshow tersebut mencerminkan keterbukaan dan dukungan Pemkab Madiun terhadap aktivitas literasi. Hal itu menjadi modal penting bagi keberlanjutan gerakan tersebut.

“Kami mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Ini menjadi energi besar agar program-program literasi bisa terus berjalan dan berkembang ke depan,” jelasnya.

Tak hanya melibatkan pegiat lokal, juga ada  partisipasi dari pegiat literasi luar daerah. Seperti Ngawi dan Ponorogo yang turut menjadi penggerak serta memperkaya perspektif dalam pengembangan literasi di Madiun Raya.

"Kegiatan ini menarik. Gerakan literasi sangat membantu mendekatkan dengan buku. Sebagai pegiat saya berharap lebih banyak orang yang terlibat dalam pengembangan gerakan literasi," ungkap Amelia Nur Istiqomah pegiat literasi dari Omah Sinau Madiun.

Respons positif juga datang dari kalangan akademisi. Sigit Ricahyono, dosen Universitas PGRI Madiun (Unipma) mengapresiasi komitmen Pemkab Madiun dalam mendukung gerakan literasi yang tumbuh dari masyarakat.

“Sebagai akademisi, literasi adalah kebutuhan di semua level masyarakat, bukan hanya di dunia pendidikan formal,” ungkapnya.

Menurut Sigit, literasi saat ini tidak lagi dimaknai secara sempit sebagai aktivitas membaca buku semata. Di era digital, literasi mencakup kemampuan menyerap, mengolah, dan memproduksi pengetahuan dari berbagai sumber dan platform.

Pembacaan puisi mengawali kegiatan diskusi literasi. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)

“Entah itu dari buku, mesin pencari seperti Google, atau bahkan media sosial seperti TikTok, selama pengetahuan dan produktivitas meningkat, itu adalah bagian dari literasi,” tegasnya.

Sigit berharap semakin banyak masyarakat terlibat sebagai penggerak literasi dengan pendekatan dan caranya masing-masing. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya kesinambungan dukungan pemerintah daerah agar gerakan literasi benar-benar tumbuh dari akar rumput. “Jika masyarakat dan pemerintah bergerak bersama, gerakan literasi di Kabupaten Madiun dan Madiun Raya akan tumbuh kuat, inklusif, dan berkelanjutan," tandasnya.

Dalam kegiatan tersebut juga digelar penandatanganan dukungan terhadap Gerakan Literasi di Kabupaten Madiun sebagai simbol komitmen bersama lintas sektor. Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Juniarto Supriyadi dan Wakapolres Madiun Kota Kompol Gusti Agung Ananta Pratama juga membubuhkan tanda tangan dukungan saat meninjau kegiatan di wilayah hukumnya itu. (*)