TIMES JATIM, KEDIRI – Sebuah arca kuno ditemukan terkubur di sebuah kebun tebu di wilayah Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Penemuan arca kuno tersebut berawal saat traktor yang digunakan warga untuk membuka lahan, mengenai benda keras. Saat digali lagi, warga menemukan arca kuno tersebut, Jumat, (20/06/2025).
Lahan itu sendiri mulanya hendak digunakan untuk menanam tebu. Arca kuno tersebut kemudian dievakuasi dan diamankan sementara di kantor desa Gayam. "Demi keselamatan arca, kemarin memang diamankan di Balai Desa Gayam," tutur Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri Eko Priyanto, Sabtu, (22/06/2025).
Arca itu sendiri ditemukan dalam kondisi yang tidak lengkap, dengan sebagian sisi kepala mengalami kerusakan. Arca itu sendiri diduga kuat masih terkait dengan situs candi Tondowongso, yang letaknya hanya sekitar 500 meter dari lokasi penemuan arca.
"Kalau melihat secara ikonografi arca, kita tidak bisa melepaskan diri dari Tondowongso. Dari beberapa atribut yang ditampilkan memang sangat identik dengan arca-arca Tondowongso. Namun demikian memang harus ada penelitian lebih mendalam terkait dengan arca ini," tambah Eko.
Sosok arca itu sendiri, menurut Eko, masih perlu penelitian lebih lanjut. Arca tersebut sekilas memiliki empat wajah. "Entah itu Brahma atau Siwa Catur Muka. Karena memang secara fisik arca tersebut memiliki empat wajah," jelasnya.
Eko menambahkan, jika dihubungkan dengan situs Tondowongso yang telah dilakukan penelitian dan carbon dating, muncul angka 1006. "Jadi mungkin kisarannya abad ke 9-10," ungkapnya.
Terkait dengan temuan arca ini, Disbudpar Kabupaten Kediri telah melakukan komunikasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI ( BPK Wilayah XI). Nantinya tidak menutup kemungkinan BPK Wilayah XI akan melakukan penelitian di titik tersebut.
"Kalau untuk BPK sendiri, kami sudah melakukan komunikasi, memang ada pesan-pesan tertentu untuk pengamanan lokasi. Tentunya ketika BPK datang, pasti akan melakukan survei dan kita akan menunggu rekomendasinya apakah dilakukan eskavasi penyelamatan atau bagaimana," ujarnya lagi.
Di lokasi penemuan, selain arca dengan tinggi kurang lebih 1 meter juga ditemukan dua bata lepas. Namun tidak ada struktur pendukung lain yang ditemukan.
"Kita lihat di sini, juga kita belum menemukan struktur. Baru bata lepas ada dua buah. Jadi mungkin memang butuh tinjauan lebih mendalam di lokasi ini," pungkasnya.
Saat ini sendiri di lokasi penemuan telah diberi batas pengaman, untuk menandai bahwa benda purbakala itu ditemukan pertama kali di tempat tersebut. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Imadudin Muhammad |