TIMES JATIM, PASURUAN – Husky - CNOOC Madura Limited (HCML) menerapkan sejumlah strategi dalam rangka mengoptimalkan produksi gas bumi di Jawa Timur pada 2023 mendatang. Beberapa kendala yang selama ini dihadapi HCML di tahap awal, perlahan namun pasti, dilakukan berbagai perbaikan hingga memasuki fase stabilisasi.

"Alhamdulillah, dukungan tim Pak Andriansyah, itu banyak sekali memberikan bantuan ke kita. Karena waktu awal kita banyak masalah pada procesing fasilities kita," terang VP Marketing, Legal & Business Support HCML Wahyudin Sunarya didampingi Tim Produksi HCML Suryo Birowo, di Pasuruan, Minggu (1/12/2022) malam. 

Hal itu disampaikan dalam acara Titik Serah Lifting Gas Akhir Tahun 2022 di Gas Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan, Jawa Timur, pada detik-detik pergantian tahun 2022 ke 2023. Kegiatan dihadiri Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Widodo, Koordinator Pengawas Internal Arief Sukma Widjaja, Kadiv Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa Widi Santuso dan Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Jabanusa Indra Zulkarnain. 

Andriansyah yang disampaikan Wahyudin Sunarya sendiri merujuk pada Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas (MPPF). Andriansyah pada saat bersamaan juga menghadiri acara tersebut. Ia menyatakan jika pada tahap awal banyak kendala yang dihadapi terutama pada tahap procesing fasilities.

Oleh Tim dari SKK Migas terus dilakukan pendampingan untuk mengetahui salahnya dimana, kemudian apa yang perlu dilakukan improvisasi. 

"Dan saat perlu diimprove kita perlu shutdown, itu bantuan dari Tim Fasprod maupun Tim Monetisasi Gas Bumi itu banyak sekali, (termasuk) untuk bernegosiasi dengan gas buyers supaya dialihkan ke KKKS lain. Alhamdulillah kita bisa mencapai 100 bahkan mulai 2021 bisa lebih ke 110 MMscfd," jelas Wahyudin Sunarya.

Disampaikan, sejak tahun 2021 produksi gas bumi HMCL sudah masuk tahap stabil diangka 110 MMscfd (juta standar kaki kubik per hari). Dimana hasil produksi itu dimanfaatkan atau dipasok untuk kepentingan industri dan pupuk di Jawa Timur. 

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dalam kesempatan itu menyatakan jika pihaknya menargetkan produksi minyak dapat mencapai 660.000 barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 6.160 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) pada 2023. Dan, ia optimis besaran target itu bisa direalisasikan.

Apalagi, saat ini ada tiga proyek besar yang bakal dimaksimalkan produksinya. Dari proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JTB), Gas Tangguh dan peningkatan produksi gas oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky – CNOOC Madura Limited (HCML). 

"Asumsinya kalau BP berproduksi ada tambahan 500 MMscfd, Jambaran Tiung Biru full capacity, Husky – CNOOC Madura Limited full capacity. Jadi sebenarnya dari tiga itu 700 bisa didapatkan. Kuncinya apa, produksi on stream-nya tidak telat," ucap Wahju.

Dia mengungkapkan bahwa tahun ini produksi gas ditargetkan sebesar 5.527 MMscfd dan minyak sebesar 626.000 bopd. Tingkat produksi itu kemungkinan baru bisa mencapai target setelah kuartal I/2023. Target tersebut lebih rendah dari target awal tahun yang dipatok hingga 700.000 bopd. Sementara itu, outlook produksi gas sebelumnya ditargetkan 6.000 MMscfd tahun ini. 

Tercatat, hingga triwulan III/2022 produksi minyak mencapai 613.000 bopd sedangkan lifting minyak mencapai 610.100 bopd. Untuk salur gas sebesar 5.353 MMscfd, dengan total lifting migas mencapai sekitar 1,562 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau sekitar 89,8 persen dari target 2022.(*)