TIMES JATIM, SURABAYA – Tuti Purwani Dipokusumo Azis, seorang dosen yang mengabdikan dirinya selama lebih dari empat dekade di dunia pendidikan, pensiun dari tugasnya sebagai dosen tetap dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kopertis Wilayah 3 pada tahun 2003.
Meski secara formal pensiun, Tuti masih terus dibutuhkan sehingga masa pengabdiannya diperpanjang hingga tahun 2013. Bagi Tuti, pensiun bukan berarti berhenti berkontribusi.
“Bagi saya, pensiun adalah kesempatan untuk memberikan waktu yang lebih kepada keluarga, terutama untuk anak ketiga saya yang disabilitas,” ungkap Tuti. “Setelah bertugas selama 45 tahun, saya merasa inilah saatnya untuk lebih hadir bagi mereka yang selama ini selalu mendukung saya dari belakang.”
Meski begitu, kecintaannya pada dunia pendidikan tak pernah pudar.
Saat ini, Tuti yang merupakan putri Ir Sardjono Dipokusumo, Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia ke-14 (1959-1962) sedang aktif menyusun sebuah website Direktori Alumni Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti.
Direktori ini mengumpulkan informasi tentang perjalanan karier dan karya para alumni dari angkatan pertama hingga sekarang. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan perwakilan dari setiap angkatan, dan menampilkan keberagaman jalur karier yang ditempuh oleh para lulusan.
“Ternyata, tidak semua lulusan Arsitektur Trisakti berpraktik sebagai arsitek yang fokus pada desain,” Tuti menjelaskan.
Tuti yang menjadi dosen tetap perempuan pertama di jurusan arsitek Trisakti pada 1968 mengatakan banyak dari mereka yang kini menjadi dosen, peneliti, penulis, bahkan anggota DPR seperti Bambang Sutrisno.
"Itulah sebabnya, kami membentuk dua organisasi profesional: Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk arsitek sebagai desainer, dan Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI) bagi mereka yang aktif di bidang lain yang terkait dengan arsitektur," ucap perempuan kelahiran Surabaya 12 Maret 1948.
Direktori yang sedang disusun ini rencananya akan dipublikasikan pada acara Dies Natalis Universitas Trisakti akhir Oktober 2024 mendatang. Sebagai seorang akademisi yang selalu terbuka terhadap perkembangan, Tuti memiliki pandangan bahwa pendidikan arsitektur di Indonesia harus terus beradaptasi dengan kemajuan IPTEK.
Ia menekankan bahwa konsep ruang arsitektural (Architectural SPACE), yang awalnya hanya terbatas pada konteks bangunan, kini perlu ditinjau dari aspek fisik, sosial, dan psikologis.
“Pendidikan arsitektur harus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Itulah alasan saya melanjutkan studi hingga meraih gelar S2 dalam Psikologi Sosial,” ujar Tuti, menutup perbincangan dengan penuh optimisme. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tuti Purwani Dipokusumo, Dedikasi Tanpa Batas untuk Pendidikan
Pewarta | : |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |