TIMES JATIM, PONOROGO – Sosok Siti Ni’matul Muntamah, perempuan berusia 46 tahun, di Ponorogo banyak dikenal. Dia adalah anggota Denwatser atau sering disebut Banser Putri. Ibu dua anak ini, adalah guru RA Muslimat As-Syarifah Beton, Siman Ponorogo. Di sela-sela kesibukannya, dia menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan PAUD di Insuri Ponorogo.
Di tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga dan mahasiswa, Ni'matul Muntamah tetap menyempatkan diri aktif sebagai Denwatser Ponorogo seperti pengamanan acara dan lainnya.
“Ya harus pinter-pinter bagi waktu saja. Pernah, malamnya habis ikut pam (pengamanan) acara pengajian, paginya ikut acara apel. Insya Allah bisa kok, mengatur waktu dan tugas antara ibu rumah tangga, pekerjaan dan Denwatser. Biasanya kegiatan di Banser saya ikuti ketika tugas di sekolah ataupun tugas di rumah sudah selesai. Jika ada tugas penting di Banser, saya izin untuk melaksanan tugas Banser,” ujar Ni’mah, begitu dia biasa disapa, kepada TIMES Indonesia, Selasa (21/4/2020).
Ditambahkan, agar semua bisa berjalan, yang terpenting adalah membagi waktu. "Berkhidmat itu penting, di sekolah juga penting, kuliah juga penting. Apalagi tugas sebagai ibu rumah tangga, semua harus dilaksanakan dengan hati yang ikhlas, karena semuanya hanya mencari ridha Allah,” tambah ibu dua anak itu.
Menjadi anggota Denwatser, lanjutnya, sudah cita-cita Ni’mah sejak kecil. Selain memang karena terlahir di kalangan keluarga Nahdlatul Ulama (NU), dia juga tertarik meneruskan perjuangan para ulama bahwa Islam adalah agama yang toleran.
“Ingin mengabdi dan berkhidmat di Nahdlatul Ulama melalui Banser. Karena Banser merupakan benteng NKRI, yang selalu melaksanakan dawuhe kyai," ujar istri Harminto yang sehari-hari berdomisili di Majasem, Madusari, Siman, Ponorogo.
Ni’mah mengaku sangat menikmati tugasnya sebagai Denwatser. Menurutnya, banyak keuntungan sebagai Banser Putri, misalnya temannya bertambah banyak. Dia pun ingin terus meningkatkan kemampuannya sebagai Banser. Ni'mah sudah pernah mengikuti beberapa diklat hingga Susbalan.
Dalam ingatannya, tugas yang paling berat adalah saat ditunjuk sebagai Komandan Apel Harlah Fatayat NU Ponorogo. “Ketika ditunjuk sebagai komandan apel, sebenarnya saya tidak mau. Karena memang terlalu berat. Apalagi, sebelumnya belum pernah menjadi komandan apel acara tingkat kabupaten. Tapi, berkat dukungan suami yang selalu mendukung dan menyemangati saya, akhirnya saya mau dan bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik. Selamat Hari Kartini," kata Ni'mah, anggota Banser Putri Ponorogo. (*)
Pewarta | : Evita Mukharomah |
Editor | : Bambang H Irwanto |