https://jatim.times.co.id/
Berita

Unicef Gandeng Fikes UB untuk Wujudkan Malang Raya Bebas Wasting dan Stunting

Sabtu, 14 Desember 2024 - 15:57
Unicef Gandeng Fikes UB untuk Wujudkan Malang Raya Bebas Wasting dan Stunting Lokakarya Penanganan Wasting dan Penandatangan Komitmen Bersama Menuju Generasi Malang Raya Berkelas Dunia Bebas Wasting yang digelar Unicef bersama Fikes UB di Hotel Grand Mercure Malang, Sabtu (14/12/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANGWasting dan stunting masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia, terutama dalam upaya mencetak generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045. Masalah ini bukan hanya berdampak pada aspek kesehatan individu, tetapi juga memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara nasional.

Dalam upaya menangani permasalahan ini secara menyeluruh, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya (Fikes UB) bersama Unicef menyelenggarakan "Lokakarya Penanganan Wasting dan Penandatangan Komitmen Bersama Menuju Generasi Malang Raya Berkelas Dunia Bebas Wasting".

Acara yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Malang, Sabtu (14/12/2024), menjadi momen penting dalam membangun kesepahaman dan strategi lintas sektor. Berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga organisasi masyarakat di Malang Raya, hadir untuk menyatakan komitmen bersama dalam upaya menciptakan wilayah yang bebas dari masalah wasting dan stunting.

Wasting dan stunting merupakan dua bentuk malnutrisi yang saling berkaitan, namun memiliki perbedaan signifikan. Wasting merujuk pada kondisi penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat akibat asupan makanan yang tidak memadai. Jika tidak ditangani, wasting dapat berkembang menjadi stunting, yakni kondisi anak dengan tinggi badan yang jauh di bawah standar usia akibat masalah gizi kronis.

Dekan Fikes UB, Prof. Dian Handayani, S.KM., M.Kes., PhD mengatakan, masalah wasting sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan stunting. Padahal, wasting adalah kondisi awal yang berpotensi menjadi lebih buruk jika tidak ditangani dengan baik. "Kalau kita bisa cegah wasting, maka kita juga bisa menekan angka stunting," ujarnya.

Prof. Dian juga menjelaskan bahwa prevalensi wasting di Indonesia mencapai 1 dari 12 anak, sementara stunting 1 dari 5 anak. "Untuk mencapai target nasional stunting 14% pada tahun 2024, kita harus memulai dari penyelesaian masalah wasting. Ini adalah langkah awal yang sangat krusial," tambahnya.

Sebagai institusi pendidikan, Fikes UB memiliki peran strategis dalam pemberantasan wasting dan stunting melalui tiga pilar utama: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Fikes UB telah mengintegrasikan materi tata laksana wasting dan stunting ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini diterapkan di semua jenjang program studi, mulai dari sarjana, profesi dietisien, hingga magister gizi. Modul-modul yang diajarkan mencakup metode pencegahan, deteksi dini, hingga penanganan kasus wasting dan stunting secara terintegrasi.

"Visi kami adalah menjadi institusi terkemuka dalam menangani masalah gizi ganda, baik under-nutrition maupun over-nutrition. Oleh karena itu, pendidikan mahasiswa kami difokuskan pada pengembangan kompetensi dalam penanganan gizi buruk," jelas Prof. Dian.

Fikes UB juga aktif melakukan penelitian terkait wasting dan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan berbasis data, serta mengembangkan inovasi dalam penanganan masalah gizi, seperti formulasi makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas.

Mahasiswa Fikes UB secara rutin terjun ke masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang. Mereka bekerja sama dengan kader posyandu untuk mendampingi ibu-ibu dalam memberikan asupan makanan bergizi bagi balita, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini wasting dan stunting.

Acara lokakarya ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, dinas kesehatan, dinas pendidikan, hingga organisasi profesi gizi dan organisasi masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyusun strategi komprehensif dalam menekan angka wasting dan stunting di Malang Raya.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam penanganan wasting dan stunting masih cukup besar. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang.

"Masih banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan antara wasting dan stunting, serta dampaknya terhadap masa depan anak. Oleh karena itu, edukasi harus terus digencarkan," kata Prof. Dian.

Harapan besar disematkan pada generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk menjadi agen perubahan dalam memberantas wasting dan stunting. "Kami ingin mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga mampu mengaplikasikan ilmunya secara langsung di masyarakat," tambahnya.

Upaya pemberantasan wasting dan stunting di Malang Raya ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid antara Unicef, Fikes UB, dan berbagai pihak terkait, target menciptakan generasi emas yang sehat dan cerdas dapat tercapai.

"Menuju 2045, kita membutuhkan SDM yang unggul, tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga cerdas secara kognitif. Hal ini hanya bisa dicapai jika kita berhasil menangani masalah wasting dan stunting sejak dini," pungkas Prof. Dian. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.