TIMES JATIM, SURABAYA – Kabar baik datang dari Kota Surabaya, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian kamar di Rumah Sakit (RS) akibat lonjakan kasus Covid-19 kini mengalami penurunan.

Sebelumnya angka BOR tercatat di angka 90. Data per Senin (26/7/2021) kemarin turun menjadi 83 persen. Artinya, kian banyak pasien Covid-19 yang sembuh dan tidak lagi perlu dirawat di rumah sakit.

Selain itu adanya penambahan rumah sakit baru disinyalir sukses memecah penumpukan. "Karena banyak rumah sakit yang kita buka, seperti Rumah Sakit Lapangan Tembak Kedung Cowek," ungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Meski demikian Eri memastikan capaian ini tidak dapat dikatakan sebagai keberhasilan penanganan Covid-19. Pasalnya tak sedikit pasien terpapar yang berasal dari luar daerah.

"Karena Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jatim. Semua ketika (kasus) berat dirujuk ke Surabaya. Ini mengapa kita harus lihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BORnya, tapi yang sembuh berapa," ujarnya.

Beruntungnya, angka pemakaman secara protokol Covid-19 di Kota Pahlawan juga mengalami penurunan. Selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Level 4) Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) mencatat penurunan yang signifikan.

Secara berurutan, sejak tanggal 22 Juli jumlah pemakaman protokol Covid-19 sebanyak 149 jenazah. Hari berikutnya turun menjadi 105 orang. Lalu tanggal 24 Juli penurunan semakin terasa di angka 97 kasus.

"Dan sampai kemarin (25/7/2021) angkanya sekitar 98 jenazah yang dimakamkan secara prokes. Jadi memang ada penurunan,” kata Eri.

Angka pemakaman secara protokol Covid-19 di Surabaya terbilang tinggi lantaran seluruh orang yang meninggal baik itu suspect maupun probable juga dimakamkan secara protokol.

Maka dari itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak warga untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Apalagi BOR bukan jaminan mengingat Kota Pahlawan kerap menjadi rujukan pasien bergejala berat se-Provinsi Jawa Timur. (*)