https://jatim.times.co.id/
Berita

Kota Malang Menuju Pematusan Genangan (1): Menunggu Pembangunan Drainase Suhat dari PU SDA Jatim

Kamis, 28 Agustus 2025 - 15:40
Kota Malang Menuju Pematusan Genangan (1):  Menunggu Pembangunan Drainase Suhat dari PU SDA Jatim DAM Kali Brantas yang terletak di desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, belakang pemandian Sengkaling yang membagi DAM Kali Brantas yang terletak di desa Tegi untuk Sengkaling Kiri dan Sengkaling kanan. (FOTO A: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Jalan Soekarno-Hatta (Suhat) di Kota Malang yang selalu tergenang air pada musim hujan saat ini menunggu pembangunan saluran drainase untuk mengatasi genangan tersebut. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jawa Timur (Dinas PU SDA Jatim) .

Mengapa Dinas PU SDA Jatim? Ternyata, problem genangan air yang terjadi di salah satu kawasan pusat keramaian di Kota Malang itu erat kaitannya dengan air irigasi yang menjadi kewenangannya.

Dulu, sebelum berubah menjadi pusat keramaian di Kota Malang, kawasan Jalan Soekarno-Hatta adalah daerah irigasi. Orang Malang biasa menyebut daerah itu sebagai Tembalangan.

Karena itu, tidak mengherankan jika di sana terdapat banyak saluran irigasi, sebab dulunya berfungsi mengairi sawah-sawah di kawasan tersebut. Awal saluran irigasi berada di Dam Sengkaling.

Dam dalam bahasa Inggris berarti bendungan. Dam Sengkaling berada di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, yang berfungsi membendung Sungai Brantas dan mengalirkan air untuk berbagai keperluan, di antaranya irigasi.

Di Dam Sengkaling, aliran terbagi menjadi dua: Sengkaling Kiri dan Sengkaling Kanan. Irigasi yang mengalir ke wilayah Tembalangan—yang kini menjadi kawasan Jalan Suhat—adalah Sengkaling Kiri.

Ketika Wali Kota Malang dijabat Sutiaji, ia pernah mengajukan permohonan dukungan anggaran ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena kala itu APBD Kota Malang tidak mampu membangun drainase di Suhat.

Apalagi Jalan Soekarno-Hatta Kota Malang adalah jalan provinsi. Permohonan Sutiaji tersebut kemudian direspons oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan disetujui.

Irigasi-Sengkaling-Kiri-inilah.jpgIrigasi Sengkaling Kiri inilah yang aliran airnya menuju daerah Tembalangan yang sekarang menjadi Jl Soekarno-Hatta Kota Malang hingga Kali Bango di Sulfat.(FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

Maka kawasan itu dikaji oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas PU SDA.

Hasil analisis perencanaan menunjukkan bahwa sebagian daerah di Kecamatan Lowokwaru dan Blimbing yang dulunya merupakan daerah irigasi, akibat perkembangan pembangunan di Kota Malang, berubah menjadi area terbangun.

Saluran irigasi yang dulunya berfungsi mengalirkan air ke lahan pertanian berubah menjadi saluran drainase yang menerima buangan air dari lahan sekitar.

Karena perubahan fungsi saluran yang bukan peruntukannya, terjadi genangan di berbagai wilayah Kota Malang.

Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu dibuat saluran atau sudetan yang berfungsi mengalirkan air dari drainase langsung ke Sungai Brantas.

Nantinya, pembangunan sudetan tersebut tidak hanya berdampak mengurangi genangan di Jalan Soekarno-Hatta, tetapi juga di Jalan Letjen Sutoyo dan kawasan Sulfat, karena wilayah-wilayah tersebut masih dalam satu arah aliran air.

Memang bisa dibayangkan, Kota Malang yang terletak di dataran tinggi rasanya aneh bagi banyak orang bila sampai mengalami genangan air, apalagi banjir.

Tentu hal itu akan mengganggu banyak aktivitas masyarakat. Karena berkaitan dengan saluran irigasi, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempercayakan Dinas PU SDA Jatim untuk mengatasinya.

Pekerjaan fisiknya masih dalam tahap awal, yakni pembersihan lahan berupa pemotongan pohon dan pergeseran utilitas seperti tiang dan reklame. Belum dilakukan penggalian maupun pemasangan gorong-gorong berbentuk persegi yang disebut box culvert.

Box culvert adalah struktur beton bertulang pracetak berbentuk segi empat yang berfungsi sebagai saluran air bawah tanah, gorong-gorong, dan terowongan drainase di bawah tanah.

“Karena fungsi saluran yang bukan peruntukannya, yaitu saluran irigasi yang berubah fungsi menjadi saluran drainase, serta adanya perubahan tata guna lahan, maka perlu solusi dengan pembuatan sudetan saluran supaya air bisa langsung mengalir ke sungai,” kata Humas Tim Teknis Eksternal Dinas PU SDA Jawa Timur, Ir. Bagus Akbar, S.T., M.T., Rabu (27/8/2025).

Konsep sederhananya, air di saluran irigasi yang berubah fungsi menjadi saluran drainase itu akan diarahkan ke sudetan atau gorong-gorong, lalu dibuang langsung ke Sungai Brantas.

Drainase tersebut hanya akan dibuat di sisi barat Jalan Soekarno-Hatta, mulai dari pertigaan Jalan Candi Panggung hingga depan Politeknik Negeri Malang (Polinema), sepanjang 1,4 kilometer. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.