TIMES JATIM, BANYUWANGI – Meski sering dianggap jika ambing atau kelenjar kulit yang berfungsi untuk mengeluarkan susu berukuran besar berarti hasil produksi susunya banyak, namun peternak di Kabupaten Banyuwangi ini justru mengutamakan kualitas daripada ukuran.
Menurut salah satu peternak lokal, sapi perah yang baik tidak hanya yang memiliki ambing besar, melainkan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang mendukung produktivitas susu yang optimal.
Menurut Mohammad Tito, salah satu peternak sapi perah di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kualitas sapi perah tidak bisa dilihat hanya dari segi ukuran ambing. Kebanyakan peternak salah kaprah dalam memilih sapi untuk dijadikan sapi perah karena hanya melihat dari satu faktor saja.
“Memilih sapi perah dengan hanya melihat ambingnya saja yang besar adalah keputusan yang salah. Menurut saya, ambing yang besar bukan berarti bisa menghasilkan susu yang banyak melainkan bisa saja ambing sapi terlihat besar padahal isinya hanya lemak,” kata Tito sapaan akrabnya, Selasa (12/11/2024).
Tito mengungkapkan, ada beberapa hal yang lebih krusial dibanding dengan hanya melihat ambing, seperti postur tubuh, kesehatan, keturunan, dan juga kemampuan beradaptasi.
Postur Ideal Tubuh Sapi Perah
Sapi perah yang baik biasanya memiliki dada lebar serta tulang rusuk panjang dan luas. Kondisi ambing lunak, elastis, dan memanjang ke arah perut.
“Urat nadi di bawah dekat kaki depan juga menjadi bagian yang perlu diperhatikan. Biasanya kalau peternak yang sudah berpengalaman bisa hanya meraba dan ciri-ciri sapi perah yang bagus adalah lubang urat nadinya besar,” ujar bapak tiga anak itu.
Sapi Peran dengan Riwayat Keturunan yang Baik
Tito juga menekankan pentingnya memilih sapi dengan garis keturunan unggul. Saat ini jenis sapi yang paling banyak dijadikan sapi perah di Indonesia adalah sapi dari Australia dan Belanda dengan jenis Holstein Friesian.
“Namun sapi dari luar memiliki kekurangan, diantaranya harganya yang lebih mahal dan risiko gagal beradaptasi dengan lingkungan maupun cuaca di Indonesia yang berakibat pada kematian,” tutur peternak yang sudah 8 tahun berkecimpung di peternakan sapi perah itu.
“Opsi salah satunya adalah dengan memilih sapi lokal hasil kawin silang,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto, mengatakan bahwa pada tahun 2024 sampai dengan bulan Oktober, terdapat 2258 ekor sapi perah yang tersebar di berbagai desa.
“Perkembangan sektor peternakan sapi perah di Kabupaten Banyuwangi ini menunjukkan potensi besar,” katanya.
“Pemilihan kualitas sapi perah yang berkualitas memang ada beberapa faktor yang menentukan. Tetapi para peternak sapi perah lebih paham mengenai sapi perah yang kualitasnya bagus karena mereka lebih berpengalaman di lapangan,” imbuhnya.
Banyuwangi sendiri telah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil susu segar di Jawa Timur. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, peternak sapi perah di Banyuwangi mampu menghasilkan susu berkualitas tinggi yang kini mulai banyak diminati di pasar lokal maupun luar daerah.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ini Ciri Sapi Perah yang Baik Menurut Peternak Banyuwangi
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |