https://jatim.times.co.id/
Berita

Kisah Djathi Kusumo dan Tongkat Komando Pemberian dari Bung Karno

Selasa, 08 Juni 2021 - 19:09
Kisah Djathi Kusumo dan Tongkat Komando Pemberian dari Bung Karno Presiden RI pertama, Ir Soekarno saat berpidato sembari memegang tongkat komandonya. (Foto: Istimewa)

TIMES JATIM, MALANG – Presiden Republik Indonesia (RI) pertama, Ir. Soekarno memiliki gaya ciri khas setiap dia berada dimana saja. Khas dari orang nomor satu di Indonesia yang biasa disapa Bung Karno tersebut biasa membawa tongkat komando yang terlihat gagah saat dipegangnya.

Salah satu Budayawan asal Malang, Djathi Kusumo menceritakan bahwa dirinya pernah diberi salah satu tongkat komando dari berbagai tongkat yang dimiliki Bung Karno.

Bermula dari Djathi Kusumo di tahun 1963 silam yang masih duduk di bangku SMA pernah dimarahi oleh Bung Karno karena kenakalannya.

Waktu dirinya masih SMA, Djathi Kusumo pernah mengumpulkan teman-teman sekolahnya untuk berencana mengusir para guru di sekolahnya yang dianggap sebagai afiliasi Komunis.

"Waktu guru-guru rapat itu saya ngintip dan mendengarkan. Waktu kepala sekolah itu bilang katanya tugas mereka mengkomuniskan Indonesia. Akuirnya saya kumpulkan teman-teman untuk ngusir guru-guru itu. Ramai mas," ujarnya saat ditemui dikediamannya di Jl Citandui 14, Kota Malang beberapa waktu lalu.

Dengan kegaduhan yang dibuat oleh djathi, akhirnya pun terdengar hingga telinga Bung Karno. Setelah Bung Karno mendengar, dirinya langsung menghubungi Bu Wardoyo untuk tak memperbolehkan Djathi pergi kemana-mana.

"Bung Karnokan mau nyekar ke Blitar, saya gak boleh kemana-mana. Jadi saya ikut Bung Karno ke Blitar untuk nyekar eyang kakung sama eyang putri," ungkapnya.

Setelah itu, Bung Karno yang bertemu dengan Djathi Kusumo langsung menegur dan menjelaskan bahwa Bung Karno membentuk Nasional Agama Komunis (Nasakom) dikarenakan Negerinya, yakni Indonesia sampai saat itu masih belum utuh, meski telah merdeka.

"Merdeka itu hanya pernyataan saja. Pelaksanaan kemerdekaan ini akan dilanjutkan sesuai dengan era dan jamannya," katanya.

Kembali diceritakan Djathi Kusumo, setelah dirinya bertemu dengan Bung Karno, beliau pun memberikan beberapa pertanyaan singkat kepada Djathi Kusumo.

"Pada waktu nyekar itu, Bung Karno tanya 'djat kelas berapa' tak jawab, dua SMA pak. Terus katanya, 'yawes kamu belajar yang baik sampai lulus. Besok kamu yang meneruskan bapak ya. Nanti matur (bilang) ke mbak yu ada sesuatu untuk kamu'. Itu yang dibilang Bung Karno ke saya," jelasnya.

Setelah berbincang panjang bersama Bung Karno usai menyekar, akhirnya Djathi Kusumo pun melihat apa yang diberikan oleh Bung Karno. Dan ternyata adalah sebuah tongkat komando yang diujungnya bergambar Ganesha dengan kayu kokoh dan didalamnya terdapat sebuah pusaka sepanjang 30 cm.

Sebetulnya, Ganesha sendiri dalam agama Hindu merupakan salah satu dewa yang terkenal dan banyak dipuja. Memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala atau bencana hingga Dewa kebijaksanaan.

"Bung Karnoini kan seorang seniman dan ingin energinya selalu ada ya. Tongkat Bung Karno itu sebagai pemimpin besar revolusi sangat beragam. Setiap kesatuan pasti mempersembahkan tongkat kepada Bung Karno," katanya.

Tak memberikan pesan apapun kepada Djathi Kusumo, Djathi sendiri sudah bisa memahami melalui ucapan Bung Karno diawal, yakni 'Djat besok kamu yang meneruskan bapak'.

"Itu artinya menjaga kewibawaan dan keselamatan keluarganya. Menjaga budaya yang harus dipertahankan, lalu juga mempertahankan supaya Indonesia tetap utuh dan kokoh berdasarkan pancasila dan pastinya meneruskan ajarannya yang disebut marhaenisme," tuturnya.

Setelah pemberian tongkat tersebut, menurut pengakuan Djathi Kusumo, dirinya pun menyimpan tongkat tersebut ditempat yang memang pantas dan sangat terawat. 

Apalagi, beberapa kali tongkat permberian Bung Karno tersebut beberapa kali juga pernah dibawa olehnya saat berpidato.

Djathi Kusumo yang membawa tongkat pemberian Bung Karno saat berpidato merasakan sebuah energi khusus seperti kegagahan dari Bung Karno saat berpidato didepan masyarakatnya maupun para pejabat tinggi dunia kala itu.

"Getarannya memang lain. Begitu saya bawa waktu pidato, rasanya tubuh ini kayak Bung Karno. Ide ini langsung lancar," imbuhnya.

Dengan tongkat yang hingga saat ini dirawat dan disimpan dengan baik olehnya, Djathi berharap untuk tetap bisa memegang teguh kehendak dari Bung Karno dan melanjutkan cita-citanya hingga anak cucunya.

"Harapannya mudah-mudahan dengan tongkat itu, saya masih teguh, tegar dan kencang pikiran. Saya harus melanjutkan apa yang di cita-citakan Bung Karno," pungkas Djathi Kusumo.

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.