TIMES JATIM, MALANG – Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 kepada tiga tokoh bangsa menjadi momentum refleksi bagi jajaran DPC PKB Kota Malang dan anggota Fraksi PKB DPRD Kota Malang. Hal ini terlihat dalam kegiatan tasyakuran yang digelar di Ruang Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Jumat (21/11/2025).
Ketua DPC PKB Kota Malang, H. Fatchullah SH, menyampaikan bahwa penghargaan kepada para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini menjadi pengingat pentingnya nilai perjuangan dalam kehidupan berbangsa saat ini.
“Kami sangat bersyukur tokoh-tokoh NU ini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Mereka adalah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan terakhir Marsinah. Masing-masing memiliki nilai perjuangan yang patut dimaknai sepanjang masa,” ujar Fatchullah, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan, Syaikhona Kholil memiliki kontribusi besar dalam sejarah Islam di Indonesia dan merupakan inspirator pendirian Nahdlatul Ulama. Meski wafat setahun sebelum NU resmi berdiri pada 1926, gagasan dan restu beliau menjadi pondasi penting bagi para pendiri NU seperti KH M. Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, serta KH As’ad Syamsul Arifin.
Sementara itu, Gus Dur ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2025 melalui Keppres Nomor 116/TK/2025. Gelar itu diberikan atas jasa besarnya dalam memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, pluralisme, dan toleransi, baik sebagai ulama, cendekiawan, maupun Presiden ke-4 Republik Indonesia.
“Putri Indonesia, Marsinah, juga sangat patut terus dikenang. Ia menjadi simbol penegakan keadilan dan inspirasi dalam memperjuangkan hak-hak rakyat,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa nilai perjuangan ketiga tokoh tersebut harus menjadi teladan, bukan hanya bagi kader PKB, tetapi juga bagi para anggota legislatif DPRD Kota Malang dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.
"Implementasi nilai perjuangan para pahlawan, menurutnya, harus tercermin dalam upaya memperjuangkan aspirasi masyarakat," katanya.
Disisi lain, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Saniman Wafi, menambahkan bahwa tasyakuran ini menjadi momentum refleksi seluruh anggota fraksi dalam menjalankan fungsi legislasi.
Menurut Wafi, kedekatan para tokoh tersebut dengan nilai-nilai ajaran NU menjadikan mereka panutan relevan bagi masyarakat saat ini.
“Kami di DPRD Kota Malang akan terus berjuang dan melakukan evaluasi diri. Bagaimana menjaga diri, marwah lembaga legislatif, dan PKB agar mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan kesejahteraan Kota Malang, dengan terus mengingat perjalanan para tokoh ini,” ucapnya.(*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Imadudin Muhammad |