TIMES JATIM, BANYUWANGI – PT Tirta Investama Pabrik AQUA Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan menambah 170 unit rorak baru yang telah dibangun di Songgon.
“Di program tahun 2024 ini, kami menambah unit baru berupa rorak sebanyak 170 unit di kawasan Recharge area Songgon,” kata SR Coordinator AQUA Banyuwangi, Khoirul Hamdani, Selasa (26/11/2024).
Dengan menambah ratusan rorak, perusahaan air minum ini semakin memperkuat program Corporate Social Responsibility (CSR) konservasinya yang telah berjalan selama empat tahun. Diketahui, asset konservasi yang sudah dibangun oleh AQUA Banyuwangi, menghasilkan rorak sejumlah 550 unit dan 10 unit model bersambung yang telah berstandar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Bukan hanya rorak, sebanyak 30.000 pohon dan 6 sumur resapan telah direalisasikan sebagai wujud pemeliharaan lingkungan.
Dalam menjaga kelestarian lingkungan itu, tentunya AQUA Banyuwangi tidak sendiri, peran serta masyarakat yakni petani juga dilibatkan dalam pembuatannya. Selain itu, bersama mitra kerjanya PPM Paradigma, juga sudah banyak memberikan fasilitas, baik berupa wawasan maupun sarana prasarana penunjang dalam program konservasi.
“Upaya ini sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga dan pemeliharaan sumber mata air di lingkungan masyarakat setempat,” jelas Irul sapaan karib Khoirul Hamdani.
Adapun dalam pembangunan 170 unit rorak tersebut, sebelumnya AQUA Banyuwangi bekerjasama dengan PT Tirta Harapan Perkebunan Bayu Kidul. Dimana telah disepakati ratusan rorak tersebut berada di lahan seluas 9 Hektar milik PT Tirta Harapan Perkebunan Bayu Kidul. Hal ini dilakukan karena kawasan Recharge area Songgon berada di plot area konservasi milik perusahaan perkebunan.
“Bangunan rorak ini dibangun memanjang mengikuti alur sungai dan berjarak 100 meter dari badan sungai dan tentunya memperhatikan titik laju yang dilewati air ketika terjadi hujan,” ujar Irul.
Sementara itu, Project Manager Program Konservasi Muklisin menambahkan, jika pembangunan 170 unit rorak baru dengan dimensi 2x10,5 Meter Persegi tersebut telah rampung.
“Target pembangunan 170 unit rorak baru dengan dimensi 2x10,5 Meter Persegi ini telah rampung pada bulan Oktober 2024,” terangnya.
Sebagai informasi, selain bermanfaat untuk lahan dan pohon, beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa, bangunan rorak juga dapat menjadi sarana mitigasi jika terjadi bencana alam yang disebabkan oleh derasnya laju permukaan air.
Pemanfaatan rorak juga dapat dikaitkan dengan pengelolaan sumber bahan pupuk organik di lingkungan perkebunan, tentunya memanfaatkan daun penaung, kulit buah, dan serasah lainnya. Pada lahan miring, rorak dapat mengurangi aliran permukaan yang dapat menyebabkan erosi.
“Dimulai dengan pembersihan titik lokasi yang akan dibangun rorak, usahakan tidak mengganggu tanaman, penggalian sesuai ukuran, ulangi penggalian sesuai kondisi lahan,” tutur Muklisin. (D)
Pewarta | : Anggara Cahya Kharisma |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |