TIMES JATIM, PACITAN – Seorang guru kelas 4 di SDN 3 Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang bernama Toip berinovasi menciptakan media pembelajaran berupa game edukasi.
"Mengapa game menjadi pilihan? Karena dunia anak adalah dunia bermain," katanya, Sabtu (29/10/2022).
Menurut Toip, prinsip pembelajaran menggunakan game edukasi tersebut menyenangkan, sehingga sangat tepat untuk diterapkan. Terutama dalam memahami mata pelajaran Bahasa Jawa. "Khususnya membaca aksara Jawa dengan cara yang menarik," terangnya.
Toip mengungkapkan, dalam beberapa kurun waktu terakhir memang dijumpai fakta bahwa para siswa yang notabene generasi milenial menganggap Bahasa Jawa khususnya membaca aksara adalah pelajaran yang sangat sulit.
Kesulitan yang dialami oleh siswa pada umumnya adalah karena bentuknya yang sangat jauh berbeda dengan aksara latin. Terlebih lagi pengenalan 20 aksara dasar tersebut dilakukan tanpa metode khusus. Oleh karenanya, Toip memilih game edukasi dengan cara mudah agar siswa bisa memahami materi.
"Sebenarnya membaca dan menulis aksara Jawa tidak sesulit yang dibayangkan. Caranya cukup sederhana, asal dilakukan bertahap dengan metode yang tepat," ujarnya.
Tak hanya teori, setelah game edukasi tersebut diaplikasikan, terbukti pemahaman dan hasil pembelajaran siswa semakin meningkat. Pasalnya, pengembangan media pembelajaran yang atraktif dan bervariasi tersebut dapat membangkitkan minat, motivasi, serta konsentrasi siswa, khususnya kelas 4.
Muncul Ide Pembuatan Game Edukasi
Pembuatan media pembelajaran ini sebenarnya berawal dari tuntutan tugas yang harus dikumpulkan Toip karena mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Data Teknologi dan Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (PUSDATIN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pelatihan itu adalah yaitu Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PemBaTIK). PemBaTIK merupakan program peningkatan kompetensi Teknologi dan Informasi (TIK) guru yang terdiri dari 4 level. Di level ke-3 terdapat tugas, salah satunya membuat media pembelajaran berbasis TIK.
Meskipun belum berkesempatan lolos ke level 4, namun justru tidak membuat Toip patah semangat. "Alhamdulillah, media pembelajaran yang saya buat bisa bermanfaat. Dan yang pasti tahun depan saya akan mengikuti kembali pelatihan PemBaTIK," katanya dengan penuh semangat.
Sementara itu Kepala SDN 3 Punung Setyono menyatakan, inovasi dan terobosan adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Seperti dilakukan Toip, guru kelas 4 tersebut sehingga diharapkan mampu memotivasi rekan pendidik yang lain.
"Pada akhirnya anak didik bisa mencapai bahkan melampaui kompetensi yang diharapkan. Usia ataupun hal lainnya jangan dijadikan alasan untuk tidak berkarya," pinta Setyono mengapresiasi inovasi game edukasi yang diciptakan Toip, guru SDN 3 Punung Kabupaten Pacitan. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |