TIMES JATIM, MALANG – Kabupaten Malang terkenal dengan pesona alamnya yang beragam, mulai dari pantai, air terjun, hingga sumber mata air yang menyimpan cerita legenda. Salah satunya adalah Sumber Jenon yang terletak di Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Jawa Timur. Dikelilingi pepohonan rindang dan air jernih kebiruan, tempat ini tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kisah rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.
Jauh dari hiruk pikuk pusat Kota Malang, Sumber Jenon menjadi destinasi yang cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana tenang dan udara segar. Terletak sekitar 18 kilometer dari Kota Malang, sumber mata air ini berada di area persawahan Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan. Untuk mencapainya, pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi, karena belum tersedia transportasi umum menuju lokasi.
Berdasarkan pengamatan wartawan TIMES Indonesia, Sumber Jenon memiliki kolam alami yang luas, berukuran sekitar 50 x 30 meter dengan kedalaman mulai 1 hingga 14 meter. Airnya yang jernih berwarna biru kehijauan berpadu dengan rindangnya pepohonan di sekelilingnya, menghadirkan suasana sejuk dan menenangkan. Di dasar kolam, membujur batang Pohon Jenu yang diyakini telah berusia ratusan tahun, menambah daya tarik dan nuansa legenda di tempat ini.
Batang Pohon Jenu berusia ratusan tahun yang menjadi saksi legenda lahirnya Sumber Jenon di Malang. (Foto: Daily Voyager)
Keberadaan Pohon Jenu ini berkaitan erat dengan legenda asal-usul Sumber Jenon. Menurut cerita, pada masa Kerajaan Mataram, sepasang suami istri bernama Lantang Grati dan Irogat (versi lain menyebut Mbah Wirogati dan Mbah Iro) melarikan diri dari peperangan. Mereka menetap di hutan dan bercocok tanam, namun mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Lantang Grati pun bertapa di bawah Pohon Jenu di Gunung Harimau. Saat bertapa, angin kencang merobohkan pohon tersebut dan dari bekas tumbangnya, memancar sumber air yang tak pernah surut hingga kini. Dari situlah nama Sumber Jenon berasal.
Selain keindahan alam dan kisah legendarisnya, Sumber Jenon juga memiliki daya tarik berupa ikan Sengkaring, yang diyakini sebagai “ikan dewa” penjaga sumber. Jumlahnya dipercaya selalu tetap, yaitu 37 ekor, terdiri dari ikan berwarna hitam dan merah dengan ukuran mencapai 170 cm untuk indukan. Selain Sengkaring, ada juga ikan nila, mujair, dan koi yang dilepaskan oleh warga. Mitosnya, ikan-ikan ini tidak boleh ditangkap atau disakiti.
Fasilitas di Sumber Jenon cukup memadai. Tersedia gazebo, musholla, toilet, hingga warung makan yang menyajikan kuliner khas Malang seperti tahu telor, nasi ayam, dan minuman hangat. Bagi yang ingin berenang, pengelola menyediakan ban sewa. Area kolam yang dangkal aman untuk pengunjung, sedangkan bagian terdalam (sekitar delapan meter) dibatasi untuk menjaga keselamatan.
Selain itu, Wisata Alam Sumber Jenon juga menawarkan beragam wahana seru seperti waterball, sepeda layang, serta area yang cocok untuk berkemah.
Wisata Sumber Jenon buka setiap hari pukul 08.00–18.00 WIB. Harga tiket masuk terjangkau, hanya Rp10.000 per orang, dengan tarif parkir mulai Rp5.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp10.000 kendaraan roda empat. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat cuaca cerah, agar pengunjung bisa menikmati jernihnya air dan suasana asri di sekitar kolam.
Sumber Jenon menjadi bukti bahwa keindahan alam Jawa Timur bukan hanya soal pantai atau gunung. Perpaduan panorama alami, sejarah, dan cerita rakyat menjadikannya destinasi yang patut dikunjungi oleh siapa pun yang datang ke Malang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wisata Alam Sumber Jenon Malang, Keindahan dan Legenda Pohon Jenu
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Deasy Mayasari |