TIMES JATIM, MALANG – TIMES Indonesia- Rangkaian akhir Lustrum XII atau Dies Natalis ke-60 Universitas Brawijaya (UB) menggelar rapat terbuka serta orasi ilmiah pada Kamis (5/3/2022) di Gedung Samantha Krida. Rapat terbuka tersebut dihadiri oleh pejabat kementerian dan pemerintah daerah.
Hadir di antaranya Sesmenko PMK Yohanes Baptista Satya, Sekjen Kementerian PUPR Ir. Muhammad Zainal Fatah, perwakilan Gubernur Jawa Timur, perwakilan Wali Kota Malang, Wakil Bupati Malang, anggota MWA dan SAU UB, para Rektor UB lintas generasi.
Rapat terbuka diawali dengan orasi Menko PMK Muhadjir Effendy yang mengangkat tema Green Paradigm and Inovative Action for Suistainable Prosperity. Dikarenakan Universitas Brawijaya telah resmi menyandang status sebagai PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) maka rapat terbuka dapat dipimpin oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP.
Sebelumnya, beberapa rangkaian Lustrum XII UB telah sukses digelar. Beberapa di antaranya yaitu Brawijaya International Conference di UB, Bali, dan secara daring, kompetisi implementasi Green Campus antar Fakultas se-UB, Brawijaya Mengaji dan Berzikir yang berpusat di MRP, kompetisi sepak bola, tenis meja, dan bulu tangkis, jalan sehat, konser, serta napak tilas Raden Wijaya.
Ketua Pelaksana Lustrum XII Unti Ludigdo menyebut peringatan Dies Natalis UB tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ia mengatakan ingin menonjolkan semangat Raden Wijaya dan simbol bendera UB yang dibawakan oleh tim lari yang terdiri dari alumni, dosen, civitas akademika.
Rute perjalanannya dari Pendopo Agung Trowulan Mojokerto, lalu ke Kebun Raya Purwodadi, hingga berakhir di UB. Peserta lari Napak Tilas Raden Wijaya telah berhasil menempuh jarak 107 km secara estafet sejauh 10 km.
Penyerahan bendera UB diberikan langsung oleh 25 personel tim lari lintas generasi kepada Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc.
Prof. Widodo menyebut di tahun 2023 Universitas Brawijaya akan melakukan banyak pengembangan di bidang infrastruktur. Beberapa di antaranya yaitu pengembangan innovation the future science dengan penambahan kecepatan koneksi internet menjadi 100 gbs, smart computer, serta data center yang akan diintegrasikan dalam aktivitas UB.
"Untuk trial pertama koneksi atau pengembangan database dari program kegiatan Mahasiswa Membangun 1000 Desa di Jawa Timur. Harapannya datanya akan terisi secara implemental sehingga menjadi basis data yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan manusia Indonesia dan pengembangan khususnya Jawa Timur," tutur Prof. Widodo.
Selain infrastuktur, Universitas Brawijaya akan mulai menekankan penerapan green campuss serta green entrepreneurship. Menurut Business News Daily, green entrepreneurship adalah usaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan belaka namun juga berfokus pada pengurangan dampak lingkungan perusahaan. Hal ini ditujukan agar mahasiswa maupun alumni UB lebih sadar dan ikut andil dalam menjaga bumi.
"Seorang green entrepreneur harus memperhatikan konteks suistainabelitas, harus kita kembangkan. Alumni Brawijaya yang dikarakterisasi sebagai entrepreneur harus memiliki tekad dan jiwa itu, kemudian berpraktek menjadi pengusaha dengan memperhatikan konteks lingkungan. Keuntungan penting namun kemanfaatan kepada bumi dan lingkungan itu jauh lebih penting, itu spirit yang harus dikembangkan,", tutur Unti Ludigdo.
Green entrepreneurship nantinya akan diterapkan melalui bahan ajar dan kurikulum perkuliahan. Menurutnya etika ekologis sangat penting yang kemudian dapat menjadi landasan dalam menjalankan suatu bisnis ke depannya. Ia menyebut, akan menambahkan etika ekologis di dalam konten mata kuliah di kewirausahaan.
"Kita melengkapi etika bisnis dengan etika ekologis yang mereka dapatkan di mata kuliah etika bisnis. Kemudian kita memberikan satu pencerahan di dalam proses pembelajaran kita bahwa faktor lingkungan tidak boleh di dalam kita menjalankan aktivitas apapun, termasuk dalam aktivitas entrepreneurship," ujarnya.
Wakil Ketua MWA Syaiful Rohman mengatakan MWA akan berkomitmen akan terus mengawal dan melakukan advokasi dalam green campus dan green entrepreneurship di bidang kebijakan, keuangan dan konsistensi.
"Sesuai tugas dan fungsi MWA untuk melakukan advokasi terkait suistainability green campus dan green entrepreneurship, akan sangat supporting bagi rektor dan jajarannya untuk terus menumbuh kembangkan dan konsisten terkait dengan isu global yang bisa menjadi panutan di Indonesia dan internasional," tutur Syaiful Rohman.
Selama enam puluh tahun UB telah meraih pencapaian yang luar biasa baik di bidang akademik maupun non akademik. Hal ini dibuktikan dengan peringkat Universitas Brawijaya yang tergolong tinggi di skala nasional. Namun meskipun demikian, UB tetap ingin berkembang menjadi lebih baik di skala internasional.
"Pencapaian UB selama 60 tahun sudah baik meskipun juga tetap harus meningkatkan kualitas di sisi peringkat internasional masih di 800 besar dunia dan target kita adalah bisa masuk 500 besar dunia dalam lima tahun ke depan," tutur Rektor UB, Prof Widodo. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |