TIMES JATIM, MALANG – Sebuah langkah inovatif diambil oleh tim dosen Universitas Islam Raden Rahmat Malang (Unira Malang) dengan menyusun buku ajar berjudul Kopi, Cerita, dan Bahasa.
Buku ini dirancang sebagai bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VII, dan menjadi salah satu luaran dari Festival Kopi Nusantara II Lereng Gunung Kawi 2024 yang digelar pada awal Desember lalu.
Buku ini menghadirkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan tematik yang berfokus pada kopi, mulai dari proses penanaman, panen, hingga menjadi minuman.
Ditulis dengan gaya yang sederhana agar mudah dipahami siswa, buku ini juga dilengkapi dengan barcode yang terhubung ke video pembelajaran tentang kopi di YouTube.
Kolaborasi Multidisipliner
Penyusunan buku ini melibatkan tujuh dosen dari berbagai disiplin ilmu di Unira Malang, yakni Wuli Oktiningrum, M.Pd., Urnika Mudhifatul Jannah, S.Kom, M.Pd., Muhammad Imron, Dafis Ubaidillah Ashidiq, Amalia Mufida Damayanti, S.Pd., Helina Suciati dan Triya Indan Fandini.
Selain itu, proses pengembangan buku ini juga melibatkan videografer untuk membuat konten video pembelajaran, pemerintah desa seperti Desa Jambuwer, Belasari, dan Sumberdem, serta para petani kopi setempat.
Menurut Urnika Mudhifatul Jannah, dosen Fakultas Saintek Prodi Teknologi Informatika Unira Malang, buku ini direncanakan untuk uji coba di SMP wilayah Kecamatan Kromengan, salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Kabupaten Malang. Urnika berharap buku ini dapat diadopsi sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah di Malang Raya, khususnya di wilayah penghasil kopi.
"Kami ingin buku ini menjadi bagian dari pembelajaran lokal di sekolah, seperti halnya muatan lokal membatik yang diterapkan di Pekalongan. Ini bisa menjadi langkah awal untuk menanamkan identitas daerah melalui kopi," ujar Urnika kepada TIMES Indonesia, Selasa (24/12/2024).
Keberlanjutan Program melalui Kolaborasi
Tim dosen Unira Malang juga berencana berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Harapannya, buku ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga mendorong siswa untuk memahami potensi kopi secara holistik, dari sisi sejarah, ekonomi, hingga pemberdayaan komunitas.
Muhammad Imron, Ketua Panitia Festival Kopi Nusantara II, menambahkan bahwa buku ini adalah bagian dari upaya memperpanjang dampak festival kopi.
"Kami ingin festival ini tidak hanya sekadar acara mencicipi kopi, tetapi menjadi media pemberdayaan desa dan keberlanjutan edukasi tentang kopi," jelasnya.
Imron juga berharap buku ini dapat melahirkan generasi muda yang peduli terhadap kopi, baik sebagai komoditas ekonomi maupun warisan budaya. Dengan demikian, ada potensi untuk melahirkan petani kopi muda yang siap menjaga keberlangsungan kopi Malang di masa depan.
Kopi sebagai Inspirasi dan Identitas Lokal
Melalui buku ajar Kopi, Cerita, dan Bahasa, tim dosen Unira Malang tidak hanya menawarkan inovasi dalam metode pembelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan tentang potensi kopi sebagai identitas lokal. Diharapkan, inisiatif ini mampu memberikan dampak nyata, baik bagi pendidikan maupun pemberdayaan masyarakat di Malang Raya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tim Dosen Unira Malang Kembangkan Buku Ajar Berbasis Kopi untuk Siswa SMP
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |