TIMES JATIM, MALANG – Sebanyak 280 mahasiswa dan 16 dosen pembimbing lapangan diterjunkan ke Kabupaten Magetan untuk menjalani program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 1000 desa. Kedatangan mereka diterima langsung oleh Bupati Magetan, Suprawoto di Pendapa Surya Graha, Minggu (2/7/2023).

Mereka akan melakukan pengabdian mulai 2 Juli – 5 Agustus 2023, di 20 desa pada 4 kecamatan, yang menjadi lokasi kegiatan MMD. Diantaranya Kecamatan Plaosan, Poncol, Sidorejo dan Panekan.

Suprawoto mengatakan, dia menaruh harapan besar agar para mahasiswa yang menjalani program MMD ini  akan membawa transformasi nilai baik pada masyarakat dan mahasiswa itu sendiri.

"Kita berharap ilmu pengetahuan yang didapat diterapkan sehingga ada transformasi nilai dari kampus untuk masyarakat," ucapnya.

Selain itu, dia meyakini bahwa dengan terjun ke desa, para mahasiswa juga akan banyak mendapatkan pelajaran berharga dari masyarakat. Dan mereka menjadi tahu realitas kehidupan yang ada di desa.

"Gunakan waktu ini sebaik-baiknya, mengasah dan menambah ilmu, dimana mereka ditempatkan bisa segera menyesuaikan dengan kondisi," kata dia.

Bupati Magetan juga berharap, kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar, dan membawa banyak dampak positif bagi masyarakat. 

”Kami berharap para mahasiswa ikut menjadikan Magetan sebagai kolam besar. Salah satu indikator keberhasilan kalian ketika mengabdi di desa adalah ketika pulang akan ditangisi masyarakat desa. Terus lah belajar, karena universitas sesungguhnya adalah kehidupan. Dimana bumi dipijak, langit dijunjung,” pungkasnya.

Sekretaris Universitas Brawijaya, Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P.,M.Si mengatakan, para mahasiswa memang disebar di 1000 desa yang ada di Jawa Timur. Termasuk di Kabupaten Magetan ini. Dia mengatakan, sebelum berangkat, para mahasiswa telah dibekali oleh pihak universitas, dan telah menyiapkan beberapa program kerja (Proker) yang akan mereka lakukan selama berada di Desa nanti. 

"Sesuai dengan arahan Bupati, kamu berharap ada transformasi nilai pendidikan di masyarakat nantinya. Dan program kerja sudah disediakan sejak awal," kata dia.

Melalui program MMD-1000D ini diharapkan dapat mengasah softskill dalam membangun teamwork, yaitu kemampuan mahasiswa bekerjasama lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan juga leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah pedesaan. Serta mendapatkan pengalaman di masyarakat.

"Yang paling penting anak-anak bisa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga," pungkas Tri Wahyu Nugroho. (*)