TIMES JATIM, BANYUWANGI – Momentum Hari Disabilitas Internasional (HDI) dirayakan secara meriah di Banyuwangi, Jawa Timur. Semakin terasa spesial, peringatan kali ini ditandai adanya pertandingan persahabatan antara Persatuan Sepak Bola Amputasi Banyuwangi (Persawangi) melawan Persatuan Sepak Bola Amputasi Djember (Persaid) di Lapangan Diponegoro pada, Senin (1/12/2025).

Duel yang digelar di tengah terik matahari itu, bukan hanya menguji kemampuan dan fisik setiap tim. Melainkan simbol kuat dari semangat inklusivitas dan dukungan penuh terhadap komunitas disabilitas di Bumi Blambangan.

Duel sengit Persawangi Vs Persaid tandai Hari Disabilitas Internasional. (FOTO : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

Nampak dalam laga persahabatan, mereka bertanding dengan segenap tenaga membawa bendera dan jersey kebanggaan masing-masing. Sayangnya bukan kemenangan yang mereka incar, melainkan semangat menjunjung tinggi kebersamaan komunitas dalam sebuah keterbatasan.

Dalam pertandingan itu, Persawangi gagal membendung dominasi Persaid dalam dua sesi pertandingan yang digelar yakni Tim A dan Tim B. Tim A sepak bola amputasi kebanggaan warga Banyuwangi itu harus menelan kekalahan telak dengan skor 3-1, dan semakin terpuruk karena Tim B Persawangi juga mengalami kekalahan dengan skor 4-0.

Coach Persawangi, Sugito menjelaskan, pertandingan persahabatan ini bukan sekadar laga biasa, tetapi merupakan ajang penting untuk menguji kemampuan tim. Dirinya menyebut bahwa friendly match tersebut sangat efektif untuk melatih mental, meningkatkan kualitas pemain, sekaligus menjadi persiapan strategis menjelang keikutsertaan tim dalam kejuaraan.

“Apalagi yang akan datang kita akan menghadapi Piala Gubernur 2026 di Malang,” katanya, Senin (1/12/2025).

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Coach Persaid, Rikxi Saputra juga menuturkan, pertandingan persahabatan melawan Persawangi ini merupakan momen yang sangat tepat, yakni berbarengan dengan Hari Disabilitas Internasional. Pasalnya kesempatan ini memungkinkan pemerintah untuk hadir langsung, melihat kondisi para penyandang disabilitas, dan secara langsung memfasilitasi kebutuhan mereka, termasuk dalam pengembangan olahraga sepak bola amputasi.

“Kita punya ruang dan kita pernah mengikuti event Piala Dunia juga, jadi peluangnya sepak pulang disini cukup besar. Harapnya jajaran pemerintah bisa lebih konsisten lagi untuk mensupport teman-teman Persawangi Banyuwangi,” tuturnya.

Untuk diketahui, pertandingan persahabatan antara Persawangi dan Persaid tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional. Kegiatan tersebut diawali dengan konvoi motor yang dikomandoi oleh Disabilitas Motor Indonesia (DMI) dari Terminal Terpadu. Konvoi ini tidak sembarangan, sebab merka telah tertib dan melengkapi diri dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) D, yaitu SIM khusus bagi penyandang disabilitas

Kegiatan dilanjutkan dengan, bagi-bagi bunga di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) yang dipimpin oleh Himpunan Wanita Disabilitas Wanita Indonesia (HWDI) dengan ditemui Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Sekaligus melakukan deklarasi Forum Rehabilitasi Bersumberdaya Manusia (FRBM). 

Berlanjut ke pertandingan bola di Lapangan Diponegoro. Hingga pada sore ditutup dengan acara inti yang meriah yang dirangkai beragam tampilan dari penyandang disabilitas di SMPLB yang dihadiri oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. H. Mujiono.

“Harapannya seperti yang kami gaungkan, Building effective network, dimana jejaring yang telah terbangun dan berjalan baik kita efektifkan dan optimalkan dengan FRBM demi kesejahteraan temen-temen disabilitas,” jelas Ketua Panitia Perayaan Hari Disabilitas Internasional Indah Tukiman. (*)