TIMES JATIM, SURABAYA – Kopi masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk menikmati waktu bersantai. Rasa yang nikmat dan aroma nya yang khas menjadi magnet tersendiri bagi para pecintanya. Namun, pengolahan biji kopi berkualitas masih menjadi momok pada beberapa kelompok tani.
Melihat hal tersebut, tim dosen lintas prodi di Universitas Kristen Petra (UK Petra) atau Petra Christian University (PCU) yang didanai oleh British Council Indonesia melalui Alumni UK Social Action Grant 2024 membuat Mesin Pulper Bertenaga Surya, Solar Dome Dryer dan Panel Surya yang diserahkan pada kelompok tani Berkah Tani Nyawiji di Desa Sumberdem, Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu.
“Proyek ini bertujuan tidak hanya meningkatkan kualitas kopi lokal tetapi juga memberikan pendidikan kepada petani mengenai pentingnya memproses hasil panen untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka. Kami berharap ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain,” kata Iwan Halim Sahputra, ketua tim hibah British Council melalui keterangan tertulis, Jumat (13/12/2024).
Iwan yang juga dosen Industrial Engineering PCU menyampaikan bahwa kegiatan ini dimulai sejak bulan Maret yang lalu. Jadi selama kurang lebih delapan bulan lamanya, tim yang beranggotakan Indar Sugiarto, dosen Electrical Engineering dan Hariyo Priambudi Setyo Pratomo, dosen Sustainable Mechanical Engineering and Design ini saling bersinergi membangun masa depan yang lebih berkelanjutan khususnya bagi petani kopi di Desa Sumberdem.
Secara umum, pengolahan kopi setelah panen hingga siap dikonsumsi memerlukan beberapa langkah. Setelah panen, buah kopi disortir dulu berdasarkan kriteria tertentu, baru dikupas kulitnya. Proses selanjutnya adalah memisahkan kulit dan biji kopinya dengan cara diayak menggunakan mesin. Kemudian proses ini diikuti dengan pengeringan biji kopi untuk mengurangi kandungan air di dalamnya.
Tetapi ternyata proses ini tak berjalan sebagaimana mestinya di Desa Sumberdem. “Mereka hanya memiliki satu mesin pulper kopi dengan berbahan bakar diesel yang sangat terbatas kemampuannya. Setelah dikupas, memisahkan kulit dan biji dilakukan secara manual. Ditambah lagi pengeringannya selama ini hanya diletakkan di tanah, sehingga muncul kelembaban, kontaminasi benda asing dan kapasitas yang terbatas. Maka tak heran jika harga jual jadi tak baik,” tambah Iwan.
Lebih lanjut, mesin pulper bertenaga surya ini memiliki fungsi memisahkan kulit kopi secara efisien. Kemudian Solar Dome Dryer, sebuah alat pengering berbasis tenaga surya untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi dan panel surya, merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Iwan mengaku, setelah sempat uji coba, ada banyak efisiensi yang dihasilkan. Salah satunya adalah mesin pengupas kopi bertenaga surya mampu memproses hingga 140 kilogram/jam dengan biaya tenaga kerja Rp 12.000/jam.
"Ini lebih murah dibandingkan metode sebelumnya yang rata-rata satu orang petani hanya menghasilkan 35 kilogram/jam dengan biaya mencapai Rp 25.000. Selain itu, proses pengeringan menjadi sangat efisien yaitu secara natural dari 14-16 hari, kini cukup membutuhkan waktu enam hari saja," jelasnya.
Dirinya berharap, proyek bertajuk “Improving the quality of coffee beans by providing sustainable postharvest machines for coffee farmer groups in Suberdem Village, Malang district” ini menjadi upaya nyata untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan di Desa Sumberdem.
"Serta bukti kolaborasi yang mungkin terjadi antara akademisi, komunitas lokal dan lembaga internasional (British Council)," tandasnya. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |