TIMES JATIM, MALANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang menggelar Media Insight’ Season, di hall KH. Moh Said Unira Malang, Kamis (20/11/2025).
Acara bertema “Menulis Indonesia, Mencatat Legasi Mahasiswa”, dan menghadirkan dua narasumber utama. Yakni, Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun, dan Ketua RMI NU Kabupaten Malang,
Acara ini menjadi forum yang mengupas dunia kepenulisan, media masa depan, serta tantangan ekosistem digital saat ini.
"Forum ini sebagai ruang pembelajaran langsung bagi mahasiswa untuk memahami praktik jurnalistik, literasi digital, serta pentingnya mengisi ruang media sosial dengan konten yang berpengetahuan dan bertanggung jawab," ujar Husnul Hakim Sy, MH. Dekan FISIP Unira Malang, dalam sambutan keynote speech.
Kegiatan ini, kata Husnul, merupakan bagian dari komitmen fakultas dalam memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Peserta dibekali praktik langsung dari para ahli. Pengalaman di lapangan ini sangat penting agar mahasiswa tidak hanya cakap secara teori, tetapi juga siap mengisi ruang-ruang media dengan ilmu pengetahuan, bukan mereka yang tidak berilmu.
“Kegiatan Media Insight’ Season ini upaya nyata membekali mahasiswa kemampuan menulis, wawasan jurnalistik, serta literasi digital yang sehat," ujar Husnul.
Menurutnya, era digital hari ini menuntut mahasiswa bukan hanya menjadi penonton, tetapi produsen pengetahuan yang kritis, etis, dan bertanggung jawab di media sosial.
Pimpinan Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun, menyampaikan dinamika baru ekosistem media digital yang saat ini dipengaruhi kuat oleh konten para influencer.
“Konten-konten influencer di media sosial hari ini sangat menentukan gaya hidup masyarakat, mulai dari cara berpikir, tren konsumsi, hingga cara melihat realitas,” ujarnya.
Ia menekankan, bahwa mahasiswa harus memahami pola tersebut agar mampu tampil sebagai kreator konten berbasis ilmu, bukan sekadar mengikuti arus viralitas tanpa substansi.
“Media sosial adalah ruang strategis. Jika tidak kita isi dengan akal sehat, ia akan diisi oleh narasi yang menyesatkan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RMI NU Kabupaten Malang menyoroti pentingnya hadirnya media pesantren dalam ekosistem digital. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, pesantren kerap menjadi sasaran framing negatif yang tidak mencerminkan realitas sebenarnya.
“Pesantren akhir-akhir ini sering diberi label buruk dengan framing tertentu. Karena itu, sangat penting adanya media pesantren yang kuat, positif, dan mampu menjelaskan kebenaran,” ungkapnya.
Ia berharap mahasiswa FISIP Unira Malang yang terlibat di dunia literasi digital dapat membantu mengawal narasi pesantren agar tetap mendapat ruang yang adil dan objektif dalam media publik. (*)
| Pewarta | : Khoirul Amin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |