TIMES JATIM, SURABAYA – Prestasi membanggakan dipersembahkan oleh salah satu siswa asal Kota Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dalam ajang Indonesia Student Research Competition (ISRC) 2025 yang berlangsung di Bandung.

Ezekiel menjadi salah satu dari 512 peserta yang berasal dari berbagai provinsi di kompetisi ISRC tersebut.

ISRC sendiri memiliki tiga kategori kompetisi. Yaitu kategori teknik dan teknologi jenjang SMA, kemudian sosial dan science.

Siswa yang bercita-cita kuliah di Institut Teknologi Massachusetts ini berhasil membawa pulang medali emas.

Karena risetnya dalam bidang teknik dan teknologi, ia juga mendapatkan Grand Award, sebuah penghargaan yang diberikan untuk satu pemenang dalam setiap kategori.

Dalam risetnya, ia memilih topik renewable energy atau energi terbarukan.

Judul risetnya “Mathematical Approach to Sustainability: Modelling and Feasibility Study of Renewable Energy via Mixed Integer Linear Programming”. Sementara penelitian dilakukan di Sintang, Kalimantan Barat.

“Melalui penelitian saya tentang meningkatkan feasibilitas energi terbarukan, saya ingin memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak lingkungan,” kata Ezekiel Shawn Wondo di Surabaya, Selasa (20/5/2025).

Model penelitian ini menggunakan MILP (Mixed Integer Linear Programming). Ezekiel mengambil sampel data pada tahun 2020, terkait solar irradiasi matahari dan kecepatan angin.

"Yang melatar belakangi saya adalah permasalahan lingkungan, tetapi yang saya lihat adanya peluang energi terbarukan yang menggunakan microgrid. Yang terdiri dari panel surya dan turbin angin,” ujarnya.

Microgrid adalah jaringan listrik berskala kecil yang beroperasi secara independen untuk menghasilkan listrik bagi area lokal. Jaringan Microgrid memainkan peran penting dalam transisi menuju masa depan rendah karbon. Terutama membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta mendorong penggunaan energi bersih secara berkelanjutan.

Dalam riset ini, irradiasi dan kecepatan angin yang berbeda-beda setiap harinya menjadi sebuah tantangan tersendiri.

“Misalnya hari ini mendapat 10 energi dari microgrid, tetapi kebutuhannya hanya 5. Nah sisa lima bisa dimasukan ke baterai untuk dipakai malam hari. Begitu pula jika hari berikutnya dari renewable energi cuma 3 tapi kebutuhan 5 jadi ambil dari jaringan utama 2. Jadi meminimalkan penggunaan dari jaringan utama, economical friendly,” jelasnya.

Penerapan riset ini disebutnya dapat diaplikasikan di semua daerah, tidak terbatas pada kawasan Sintang.

Kompetisi ini bukan kali pertama bagi Ezekiel, beberapa kompetisi telah diikuti dan menorehkan prestasi maupun medali internasional.

Dia berkomitmen untuk menjadi bagian dari generasi yang membawa Indonesia menuju era 'Indonesia Emas 2025'.

“Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, saya berharap penelitian saya dapat menjadi salah satu batu loncatan bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, berdaya saing tinggi, dan bermartabat di mata dunia melalui pemanfaatan energi yang bersih dan berkelanjutan,” sebutnya.

Ia juga berharap dapat menginspirasi remaja Indonesia lainnya untuk turut serta dalam mengembangkan inovasi dan solusi masa depan.

“Kita punya peran penting dalam membentuk Indonesia yang lebih baik di masa depan,” sebut Ezekiel.

ISRC merupakan ajang kompetisi nasional yang menitikberatkan pada penelitian ilmiah dan inovasi bagi pelajar tingkat SMP, SMA, dan sederajat dari seluruh Indonesia.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society (ISS) dengan dukungan SEAMEO Qitep in Science (SEAQIS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). (*)