TIMES JATIM, PACITAN – SMPN 2 Tegalombo, Kabupaten Pacitan mulai serius membekali siswa dengan literasi teknologi masa depan melalui integrasi pembelajaran coding dan kecerdasan artifisial (AI) dalam mata pelajaran Informatika.
Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Subroto, SMPN 2 Tegalombo tidak ingin tertinggal dalam arus transformasi digital. Menurutnya, tantangan siswa ke depan tidak lagi sebatas persoalan akademik, tetapi kemampuan beradaptasi di ruang digital yang terus berkembang.
“Kami tidak sedang mencetak programmer cilik,” kata Subroto. “Yang kami bangun adalah cara berpikir. Siswa harus mampu berpikir logis, sistematis, kreatif, dan tetap beretika dalam menggunakan teknologi.”
Pembelajaran coding dan AI di sekolah ini dirancang sebagai bagian dari literasi digital utuh. Siswa dikenalkan pada cara kerja logika komputasional, pemecahan masalah, serta pemanfaatan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Implementasi pembelajaran ini mulai terasa pada Rabu, 15 Oktober 2025. Ruang Laboratorium IPA yang biasanya digunakan untuk praktikum sains, berubah menjadi ruang belajar teknologi bagi siswa kelas IX A.
Guru Informatika, Hanif Mutaffidin, yang baru menyelesaikan pelatihan coding, langsung mengimbaskan ilmunya kepada para siswa.
Suasana kelas tampak aktif. Siswa menyusun logika pemrograman dasar, mencoba, salah, lalu memperbaiki. Menurut Hanif, ada tiga fokus utama dalam pembelajaran coding yang diterapkan di kelas.
Pertama, melatih berpikir komputasional dengan membiasakan siswa memecah persoalan besar menjadi bagian-bagian kecil.
Kedua, mengasah kemampuan pemecahan masalah, termasuk membangun mental pantang menyerah saat menghadapi kesalahan teknis. Ketiga, mengenalkan teknologi modern sekaligus melatih kolaborasi melalui kerja tim.
“Anak-anak justru menikmati prosesnya. coding tidak mereka anggap sulit, tapi sebagai cara baru untuk berekspresi dan mencari solusi,” ujar Hanif.
Menariknya, SMPN 2 Tegalombo tidak menjadikan coding dan AI sebagai mata pelajaran baru. Keduanya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Informatika. Strategi ini dipilih agar siswa tidak terbebani, tetapi tetap memahami keterkaitan antara teori dan praktik teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu, SMPN 2 Tegalombo Pacitan siap melahirkan generasi yang bersaing di era digital, tanpa kehilangan nilai etika dan karakter. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |