TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menutup rangkaian peringatan Hari Santri 2025 dengan menggelar sarasehan bertema "Pilar Moderasi Beragama di Tengah Dinamika Global” di Gedung BEC, Rabu (5/11/2025).
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh ulama dan akademisi ternama sebagai narasumber, di antaranya KH Abdul Hakim Mahfudz (Ketua PWNU Jatim/Pengasuh Pesantren Tebuireng), KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Pengasuh Pesantren Ash-Shiddiqi Putra Jember), KH Rosyidi Baihaqi (Pesantren Miftahul Ulum Kalisat), KH Abdullah Syamsul Arifin (Ketua Lembaga Dakwah PBNU), Prof H Masykuri Bakri (Guru Besar Unisma), serta KH A Syadid Jauhari (Pesantren Al-Falah Kencong).
Kepala Biro AUPK UIN KHAS Jember, Nawawi, menjelaskan bahwa sarasehan ini menjadi penutup dari 17 rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri 2025 yang dimulai sejak 12 Oktober lalu.
“Salah satu kegiatan yang paling meriah adalah Kirab Santri. Dan hari ini kita menutupnya dengan refleksi melalui sarasehan,” ujarnya.
Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni peringatan Hari Santri, tetapi juga momentum untuk memperkuat peran UIN KHAS sebagai pusat pengembangan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Ia menuturkan, UIN KHAS Jember berkomitmen mewujudkan tiga hal utama:
Pertama, membangun karakter mahasiswa yang berlandaskan RMS. Religiusitas, Moralitas, dan Spiritualitas.
“Melalui Ma’had Al-Jami’ah yang berkapasitas seribu santri, kami ingin mencetak generasi robbi rodiya, generasi yang selamat di dunia dan akhirat,” jelasnya.
Kedua, menyiapkan generasi qowiyyul amin, yaitu generasi tangguh, profesional, dan terpercaya, dengan loyalitas tinggi terhadap bangsa dan negara.
“Mereka diharapkan membawa kehidupan damai di tengah masyarakat,” lanjutnya.
Ketiga, mewujudkan cita-cita para pendiri untuk mengembalikan kejayaan Islam melalui ilmu pengetahuan dan akhlakul karimah.
“Sebagaimana masa keemasan Islam di era Abbasiyah, kejayaan lahir dari ketinggian akhlak,” pungkas Prof Hepni. (*)
| Pewarta | : Moh Bahri |
| Editor | : Imadudin Muhammad |