TIMES JATIM, LAMONGAN – Kabupaten Lamongan kembali mencatat sejarah di dunia pendidikan nasional. Melalui terobosan luar biasa, Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan resmi menjadi pilot project pertama di Indonesia untuk peningkatan kompetensi numerasi guru dan siswa melalui program pembelajaran Sansu dari Jepang.
Kesepakatan bersejarah ini diresmikan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Dinas Pendidikan Lamongan dengan perusahaan edukasi global asal Negeri Sakura, SPRIX, Inc., yang digelar langsung di kantor pusat SPRIX di Shibuya, Tokyo, Jepang.
Langkah Strategis dari Jantung Tokyo
Momentum penandatanganan MoU yang dilakukan di Metropolitan Plaza Building, Shibuya, Tokyo, menjadi bukti keseriusan Lamongan dalam memperkuat kualitas pendidikan dasar.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Lamongan, Chusnu Yuli Setyo, mewakili Pemerintah Kabupaten Lamongan, sementara pihak SPRIX diwakili langsung oleh Shinya Sayu, Head of Global Division SPRIX, Inc.
“Penandatanganan ini bukan hanya seremoni. Setelah MoU diteken, kami langsung berdiskusi dan mempresentasikan rencana implementasi program, termasuk TOFAS, Sprix Learning, dan pelatihan Sansu bagi guru SD dan SMP,” ujar Chusnu, Jumat (10/10/2025).
Kerja sama ini menjadi langkah nyata Dinas Pendidikan Lamongan dalam mempercepat peningkatan kualitas pembelajaran matematika dasar dengan pendekatan khas Jepang yang menekankan logika, ketelitian, dan konsistensi.
Sansu: Metode Jepang untuk Meningkatkan Daya Nalar
Program Sansu atau pembelajaran matematika ala Jepang dikenal dengan sistematika dan efektivitasnya dalam membangun kemampuan berpikir logis anak sejak dini. Melalui metode ini, siswa tidak hanya diajarkan cara menghitung, tetapi juga memahami konsep di balik angka.
Lamongan menjadi daerah pertama di Indonesia yang dipercaya menerapkan metode ini secara menyeluruh. Keberhasilan implementasi tahap awal sejak 2023 hingga 2025 menjadi dasar kuat bagi SPRIX untuk memperluas kolaborasi di masa mendatang.
“Program ini akan menjadi model pembelajaran numerasi yang bisa direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia. Kami ingin Lamongan menjadi contoh sukses dalam meningkatkan kemampuan matematika dasar di tingkat nasional,” kata Chusnu.
SPRIX Lihat Potensi Besar Pendidikan Indonesia
Dari pihak SPRIX, Shinya Sayu menegaskan pihaknya melihat potensi luar biasa di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa SPRIX telah memiliki pengalaman sukses bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan di Mesir dan sejumlah negara Arab.
“Kami percaya Indonesia, dengan semangat transformasi pendidikannya, bisa menjadi mitra strategis jangka panjang. Kami berharap kerja sama dengan Lamongan dapat berkembang hingga ke tingkat nasional,” ujar Shinya.
SPRIX, yang dikenal sebagai penyedia solusi pembelajaran global, berkomitmen membawa pengalaman dan inovasi pendidikan Jepang ke Indonesia, mulai dari pelatihan guru hingga penerapan sistem evaluasi pembelajaran yang terukur dan adaptif.
Dengan terpilihnya sebagai pilot project program Sansu, Lamongan kini berada di garis depan inovasi pendidikan nasional. Keberhasilan program ini diharapkan mampu mempercepat peningkatan kompetensi numerasi guru dan siswa di seluruh Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lamongan Jadi Pilot Project Pembelajaran 'Sansu' Jepang, Akselerasi Kompetensi Numerasi Guru dan Siswa
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Deasy Mayasari |