TIMES JATIM, PACITAN – Sebanyak 318 mahasiswa dari tujuh program studi resmi dikukuhkan sebagai sarjana baru pada Wisuda ke-XXVI STKIP PGRI Pacitan yang digelar di Student Hall, Rabu (17/9/2025).
Acara ini menjadi momentum penting bagi kampus yang telah berdiri selama 33 tahun untuk terus mencetak generasi pendidik profesional dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Ketua STKIP PGRI Pacitan, Bakti Sutopo, menyebut wisuda kali ini bukan sekadar seremoni, tetapi refleksi atas konsistensi kampus dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Kabupaten Pacitan.
“Hari ini adalah hari yang membahagiakan dan penuh makna bagi keluarga besar STKIP PGRI Pacitan. Tidak hanya sebatas seremonial, wisuda ini wujud pengejawantahan dari komitmen kami sejak 33 tahun lalu untuk konsisten membangun SDM di Pacitan,” ungkapnya.
Menurut Bakti, seluruh lulusan yang diwisuda telah melalui proses akademik dengan hasil membanggakan. Capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang di atas rata-rata menjadi bukti keseriusan mahasiswa selama menempuh pendidikan.
“Kami mewisuda 318 mahasiswa dari 7 program studi yang kami miliki. Oleh karena itu, kami ucapkan selamat kepada orang tua dan orang dekat wisudawan yang telah mendampingi hingga bisa menyelesaikan strata satu dengan lancar dan barokah,” tambah Bakti.
Kampus Berdampak untuk Masyarakat
Dalam pidatonya, Bakti menekankan pentingnya konsep kampus berdampak. Menurutnya, perguruan tinggi tidak cukup hanya melahirkan lulusan, tetapi juga harus menghadirkan solusi konkret bagi persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Peningkatan kapasitas perguruan tinggi adalah dinamika yang harus kami ikuti. Kampus dituntut berinovasi, melahirkan karya nyata, dan menjadi solutif bagi permasalahan masyarakat. Setelah 33 tahun berdiri, STKIP PGRI Pacitan sudah memberikan banyak dampak nyata,” jelasnya.
Bakti mencontohkan peran dosen dan mahasiswa dalam berbagai bidang. Saat ini STKIP PGRI Pacitan memiliki 62 dosen yang aktif menghasilkan karya bermanfaat, mulai dari mitigasi bencana, penanganan stunting, kebudayaan, hingga perlindungan perempuan dan anak.
“Itulah bukti nyata STKIP PGRI Pacitan berdampak bagi masyarakat. Bahkan mahasiswa kami juga berprestasi dengan menyabet dua medali emas pada Pekan Olahraga Mahasiswa tingkat Provinsi Jawa Timur,” katanya.
Tiga T: Teteg, Tatag, Tanggon
Bakti juga menitipkan pesan khusus kepada para wisudawan agar tetap membawa nilai-nilai karakter asli Pacitan saat kembali ke masyarakat. Menurutnya, ada tiga karakter utama yang harus terus dipegang, yakni Teteg, Tatag dan Tanggon.
Jangan sampai kehilangan spirit orang Pacitan. Ada tiga karakter yang harus menjadi pegangan, yaitu Teteg, Tatag dan Tanggon - kokoh, berani dan bisa diandalkan. Itu yang saya harap tertanam dalam diri saudara sekalian,” tegasnya.
Selain itu, di tengah era disrupsi yang penuh ketidakpastian, wisudawan dituntut memiliki keterampilan abad 21. Kreativitas, berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kerja sama, hingga inovasi harus terus diasah agar bisa menjawab tantangan zaman.
“Harus punya inovasi dan mampu menjadi sesuatu yang baru. Inilah bekal utama untuk menghadapi era yang tidak bisa diprediksi,” ujar Bakti.
Awal Perjalanan Pengabdian
Bakti menegaskan bahwa kelulusan bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru pengabdian. Para lulusan membawa tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam perubahan bangsa melalui karya nyata.
“Ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal babak baru pengabdian Anda. Ketika kembali ke masyarakat, pasti akan menemui berbagai dinamika. Ada peluang, tetapi juga tantangan. Yang terpenting adalah bagaimana saudara bisa membawa perubahan untuk bangsa ini agar lebih baik,” pesannya.
Dengan semangat itu, STKIP PGRI Pacitan bertekad menjaga nama baik Pacitan di kancah nasional. Kehadiran 318 lulusan baru diharapkan menjadi energi positif bagi dunia pendidikan dan pembangunan di tanah kelahiran mereka. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |