TIMES JATIM, MALANG – Dr. Hj. Ida Wahyuni, S.Pd., M.Pd., guru di SMPN 10 Malang yang dikenal akan dedikasinya terhadap pendidikan berbasis lingkungan hidup, meraih penghargaan Woman of the Year 2024 kategori Perempuan Pendidik Peduli Lingkungan dalam Anugerah TIMES Indonesia tahun 2024 (ATI 2024). Penghargaan tersebut diterima dalam acara yang berlangsung megah di Hotel Ijen Suites Resort and Convention, Kota Malang, Jumat (22/11/2024).
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas komitmen luar biasa Dr. Ida dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan. Sebagai guru IPA, ia memimpin implementasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPB LHS). Program ini mengedukasi siswa untuk menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah berbasis 3R (Reuse, Reduce, Recycle), konservasi energi, dan penggunaan energi terbarukan.
Di bawah bimbingan Dr. Ida, SMPN 10 Malang telah mencapai berbagai prestasi, mulai dari penghargaan Adiwiyata Mandiri pada 2015, juara Green School Festival di Kota Malang pada 2017, hingga pengakuan internasional berupa penghargaan ASEAN Eco School di Kamboja pada 2019. Kontribusinya melampaui peran seorang pendidik, dengan keterlibatan aktif dalam berbagai forum lingkungan hidup baik di tingkat lokal maupun internasional.
Dr. Ida mengungkapkan rasa syukurnya atas penghargaan ini. Ia menyebut bahwa pendidikan lingkungan adalah investasi jangka panjang untuk membentuk generasi yang lebih peduli terhadap alam. "Saya berharap langkah kecil ini dapat memberikan inspirasi bagi lebih banyak sekolah dan pendidik untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik," ujarnya.
Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun, turut memberikan ucapan selamat kepada Dr. Ida atas pencapaian yang diraih. Menurutnya, Dr. Ida adalah contoh nyata perempuan inspiratif yang mampu menggabungkan peran sebagai pendidik dan pelopor perubahan dalam pelestarian lingkungan.
"Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi kepada mereka yang secara konsisten memberikan dampak positif, tidak hanya bagi dunia pendidikan tetapi juga bagi lingkungan kita," ujarnya.
Dr. Ida juga aktif melibatkan siswa dalam berbagai program pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon, pembuatan biopori, dan pengelolaan kebun organik di sekolah. Tak hanya itu, ia sering kali menjadi narasumber di berbagai seminar lingkungan, memperkuat jejaring sekolah ramah lingkungan di Jawa Timur, dan membangun kerja sama dengan komunitas lokal untuk menciptakan program lingkungan yang berkelanjutan.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa integrasi pendidikan dan pelestarian lingkungan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |