TIMES JATIM, LAMONGAN – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Lamongan (FEB UNISLA) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bersama pakar manajemen mutu pendidikan tinggi dari Universitas Trunojoyo Madura.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi besar FEB UNISLA untuk menginternalisasi budaya mutu secara menyeluruh, baik di lingkungan akademik maupun non-akademik.
Dekan FEB UNISLA, Dr. H. Abid Muhtarom, SE., MSE., menegaskan bahwa mutu bukan sekadar tuntutan administratif, tetapi menjadi kunci masa depan kampus.
“Mutu adalah wajah institusi. Ketika kita bicara mutu, kita sedang bicara tentang masa depan kampus ini, tentang bagaimana lulusan kita akan dihargai di masyarakat dan dunia kerja,” ujar Abid, Rabu (30/7/2025).
Peserta kegiatan terdiri dari unsur pimpinan fakultas, kaprodi dari lima program studi (Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Syariah, dan Magister Manajemen), serta tim penjamin mutu internal. Mereka terlibat aktif dalam sesi diskusi, pelatihan teknis, dan identifikasi gap implementasi mutu di lingkungan prodi masing-masing.
Dr. Abid juga menegaskan komitmen institusi untuk menjadikan mutu sebagai pondasi utama menuju kampus berdampak.
“Kampus ini harus menjadi pusat keunggulan dan kebermanfaatan. Dan itu hanya bisa dicapai dengan sistem mutu yang kuat dan konsisten,” tuturnya.
Untuk memperkuat perspektif teknis, FEB UNISLA menghadirkan Dr. Helmi Buyung Aulia Safrizal, ST., SE., M.M.T., pakar dari Universitas Trunojoyo Madura. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa SPMI bukanlah beban administratif, melainkan siklus peningkatan berkelanjutan yang harus menjadi budaya kerja institusi.
“SPMI itu siklus PPEPP: Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan. Itu harus hidup dalam semua aspek tridharma, dari pendidikan, penelitian hingga pengabdian,” kata Dr. Helmi.
Ia juga menekankan pentingnya harmonisasi standar mutu internal dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), agar pelaksanaan mutu selaras dengan arah kebijakan nasional.
"Bahkan FEB UNISLA sudah mulai menjajaki sistem informasi mutu terintegrasi untuk mempermudah pelaporan dan tindak lanjut audit mutu," ucapnya.
Para kaprodi menyambut baik kegiatan ini. Kaprodi Magister Manajemen menyatakan bahwa pelatihan ini membuka wawasan strategis untuk pengembangan program studi berbasis riset dan kolaborasi industri. Sedangkan Kaprodi Ekonomi Syariah menilai penguatan mutu perlu dimulai dari perubahan pola pikir dosen agar mutu dilihat sebagai kekuatan institusi, bukan beban administratif.
Wakil Dekan I FEB UNISLA, Dr. Yaskun, menambahkan bahwa kegiatan ini mendukung target fakultas meraih akreditasi unggul pada seluruh program studi dalam lima tahun ke depan. “Kita ingin mutu benar-benar hidup dalam budaya akademik. Tidak hanya akreditasi tinggi di atas kertas, tapi juga implementasi nyata,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, FEB UNISLA akan membentuk gugus kendali mutu di setiap prodi dan menggelar monitoring rutin setiap semester. Pelatihan lanjutan juga direncanakan secara berkala, baik internal maupun menghadirkan pakar eksternal.
Dengan semangat kolaborasi dan orientasi mutu yang kuat, FEB UNISLA optimis mampu meningkatkan kepercayaan publik sekaligus menjadi role model pendidikan tinggi berbasis mutu di Lamongan dan Jawa Timur. (*)
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |