TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Pemerintah Kota atau Pemkot Probolinggo menggandeng Satuan Linmas se-Kota Probolinggo dalam upaya menekan peredaran rokok ilegal. Keterlibatan Linmas sebagai garda terdepan diharapkan mampu mempersempit akses distribusi rokok ilegal di tingkat bawah.

Kegiatan ini dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dan digelar di Aula Satpol PP Kota Probolinggo pada Selasa (29/7/2025).

Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Probolinggo Dokter Aminuddin, Kepala Kantor Bea Cukai Probolinggo Rudie Bayu Wijatmoko, Kasatpol PP Kota Probolinggo Pujo Dwi A, serta perwakilan dari Polres Probolinggo Kota.

Dalam laporannya, Kasatpol PP Pujo Dwi A menegaskan pentingnya peran Linmas dalam menjaga kondusifitas wilayah. Menurutnya, Linmas juga turut berperan aktif dalam upaya pemberantasan rokok ilegal.

“Jadi kami dari Satpol PP dan juga Linmas turut serta dalam melaksanakan operasi guna menekan peredaran rokok ilegal,” ujar Pujo.

Wali Kota Dokter Aminuddin memberikan apresiasi kepada para anggota Linmas sebelum membuka dan memberi arahan dalam kegiatan sosialisasi. Ia menyampaikan, semangat Linmas sangat tinggi dan tidak perlu diragukan lagi.

“Saya suka semangatnya, bahkan sepertinya tidak perlu diberikan arahan, sudah paham dan kompak semua,” ucap Dokter Aminuddin sembari memberikan apresiasi.

Ia juga menekankan peredaran rokok ilegal sangat merugikan negara, termasuk pemerintah daerah. Penurunan penerimaan cukai berdampak langsung pada berkurangnya dana pembangunan di daerah.

“Pajak cukai yang masuk ke negara nantinya akan dikembalikan ke daerah untuk kemajuan pembangunan,” lanjutnya.

Senada dengan itu, Kepala Kantor Bea Cukai Probolinggo, Rudie Bayu Wijatmoko, menegaskan pihaknya secara rutin melakukan operasi bersama untuk memberantas rokok ilegal.

“Termasuk operasi yang dilakukan secara bersama dengan pemerintah daerah. Baik Kepolisian, maupun Satpol PP dan juga Linmas,” kata Rudie.

Ia menambahkan, operasi yang masif diharapkan dapat meminimalkan peredaran rokok ilegal.

“Sehingga diharapkan peredaran rokok ilegal ini berkurang,” ujarnya.

Terkait hasil operasi, Rudie menyampaikan wilayah kerja Bea Cukai Probolinggo yang mencakup Kota dan Kabupaten Probolinggo serta Kabupaten Lumajang jarang ditemukan industri rokok ilegal. Umumnya, rokok ilegal berasal dari luar wilayah.

“Yang resmi ada sekitar 12-an industri, yang tidak resmi ini yang belum terdata, namun mayoritas dari luar wilayah kita,” tandasnya. (*)