TIMES JATIM, SURABAYA – Setelah sukses menjadi pioner perusahaan rintisan bidang Edu-Talent Technology, Maxy Academy (PT Linkdataku Solusi Indonesia) kini resmi menjadi partner Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Kemitraan tersebut berupa pelaksanaan Program Kampus Merdeka Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Rencananya proses memorandum of understanding (MoU) atau penandatanganan kerja sama akan berlangsung secara serentak pada Februari 2023 mendatang di seluruh Wilayah Indonesia. Termasuk di Jawa Timur.
Penandatanganan melibatkan lembaga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bersama Kampus Merdeka serta seluruh mitra Program MSIB.
Sebagai gambaran, Program Kampus Merdeka MSIB di Maxy Academy bertujuan membantu para mahasiswa semester V hingga semester akhir dengan memberikan Program Rapid Development Bootcamp selama lima bulan penuh.
Mereka akan mendapat mentoring berupa pelatihan dari profesional. Hal ini sejalan dengan program praktek magang yang selama ini diusung oleh Maxy Academy. Magang tersebut bukan sekadar memenuhi tuntutan kuliah saja. Namun, juga dirancang sebagai gerbang menuju karir impian para mahasiswa. Lewat fitur Bootcamp Academy tersebut, mahasiswa bakal mendapatkan pelatihan secara intensif.
Chief Technology Officer dari Maxy Academy, Andy Febrico Bintoro menyampaikan, bahwa selama Bootcamp Academy berlangsung, mahasiswa berkesempatan mengikuti sesi lomba dan hackathon.
Hackathon adalah cara menganalisa dan mengolah data sebagai upaya mencari solusi atas permasalahan. Tema yang diusung dalam program ini merupakan real case project dari perusahaan-perusahaan beken alias ternama di Indonesia.
“Hal ini sangat penting karena pada zaman digitalisasi yang ada, mahasiswa dibutuhkan untuk memiliki kemampuan critical thinking dan problem solving,” katanya saat press conference di Surabaya, Minggu (29/1/2023).
Chief Executive Officer dari Maxy Academy, Isaac Nugraha Munandar juga menjelaskan, tujuan dari Program Rapid Development Bootcamp dari Maxy Academy adalah menjadi sarana bagi mahasiswa agar nantinya mampu beradaptasi di dunia kerja dan memiliki technical skill.
Skill tersebut antara lain Rapid Backend Development, Rapid Frontend Development, dan Rapid UI/UX. Di mana tiga skill ini menjadi tumpuan perusahaan di masa depan.
“Skill tersebut dibutuhkan oleh perusahaan setelah lulus berkuliah dan tentunya mampu menjadi bagian penting bagi Indonesia maju di 2030,” kata Chief Executive Officer dari Maxy Academy, Isaac Nugraha Munandar.
Seperti permasalahan selama ini, tambah Isaac, Bank Dunia memprediksi Indonesia akan mengalami kekurangan lebih dari 9 juta tenaga digital di 2030.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut dengan mengadakan berbagai program berkualitas dalam perguruan tinggi, agar menghasilkan banyak tenaga ahli di bidang digital dan teknologi, serta mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan pekerjaan.
"Hal ini dilakukan agar Indonesia mampu menjadi salah satu negara pemimpin dunia di 2030 dan menuju Indonesia Gemilang 2045," tandasnya.
Salah satu program revolusioner yang dicetuskan Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, yakni Kampus Merdeka yang merupakan program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Program MSIB ini dirancang agar mahasiswa Indonesia dapat melakukan magang dan mendapatkan real life case sebelum lulus sarjana.
Maxy Academy (PT Linkdataku Solusi Indonesia), sebuah perusahaan rintisan bidang Edu-Talent Technology, resmi menjadi mitra Kementrian Pendidikan melalui program Kampus Merdeka Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) tersebut.
Program Kampus Merdeka MSIB di Maxy Academy dapat membantu para mahasiswa semester V hingga semester akhir dengan memberikan program Rapid Development Bootcamp selama lima bulan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Indonesia Kekurangan Tenaga Digital, Kemendikbud Gandeng Maxy Academy
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |