TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Isra' Mi'raj adalah peristiwa agung dalam sejarah kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, yang tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga mengandung pelajaran dan teladan yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita.
Perjalanan ini, yang terdiri dari dua bagian; Isra' (perjalanan malam dari Mekkah ke Masjid al-Aqsa) dan Mi'raj (perjalanan naik ke langit untuk bertemu dengan Allah), mengandung pesan-pesan yang sangat relevan bagi kebahagiaan dunia dan akhirat kita.
Pentingnya Kekuatan Iman dan Keteguhan Hati
Isra' Mi'raj terjadi pada saat yang sangat sulit bagi Rasulullah SAW, ketika beliau kehilangan dua sosok penting dalam hidupnya, yaitu istri tercinta Khadijah dan pamannya Abu Talib. Namun, meskipun berada dalam kesedihan mendalam, Rasulullah tidak goyah dalam imannya.
Perjalanan spiritual ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi ujian hidup, kekuatan iman dan keteguhan hati sangat penting. Ketika kita menghadapi cobaan, kita harus selalu menjaga keimanan kepada Allah, karena hanya dengan iman yang kuat kita dapat melalui setiap kesulitan dengan penuh sabar dan tawakal.
Menguatkan Tali Koneksi dengan Allah
Selama Mi'raj, Rasulullah SAW diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan Allah di langit, yang menandakan betapa pentingnya hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Salah satu ajaran utama yang diambil dari peristiwa ini adalah pentingnya shalat.
Dalam Mi'raj, Rasulullah SAW menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah, yang menjadi tiang agama bagi umat Islam. Shalat bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon petunjuk-Nya, dan memperoleh ketenangan hati.
Dengan menjaga kualitas ibadah dan menghayati makna shalat, kita dapat merasakan kedamaian dan kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Meneladani Ketulusan dan Kepedulian Rasulullah
Rasulullah SAW, dalam perjalanan ini, memperlihatkan sifat-sifat mulia yang dapat kita teladani. Beliau adalah sosok yang penuh kasih sayang, adil, dan selalu berusaha untuk memperbaiki umatnya.
Mengambil hikmah dari perjalanan Isra' Mi'raj, kita diajarkan untuk tidak hanya fokus pada urusan pribadi, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Menebarkan kebaikan, saling membantu, dan menjaga hubungan baik dengan sesama adalah kunci untuk menciptakan kebahagiaan di dunia.
Selain itu, kita juga diajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, karena dengan rasa syukur kita akan lebih mudah untuk meraih kebahagiaan.
Mengutamakan Akhirat dan Mencapai Kebahagiaan Sejati
Isra' Mi'raj juga mengajarkan kita untuk tidak hanya mementingkan kehidupan duniawi, tetapi juga untuk mempersiapkan kehidupan akhirat. Dalam perjalanan ini, Rasulullah SAW diberikan gambaran tentang surga dan neraka, sebagai pengingat bahwa kehidupan dunia ini sementara dan yang abadi adalah kehidupan di akhirat.
Kebahagiaan dunia hanya bisa dicapai dengan memenuhi hak-hak Allah dan menjalankan perintah-Nya, namun kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang diperoleh di akhirat kelak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga amal ibadah, berbuat baik, dan memperbaiki diri agar mendapatkan kebahagiaan yang abadi di sisi Allah.
Menjaga Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari
Rasulullah SAW adalah contoh sempurna dalam hal akhlak mulia. Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, beliau menunjukkan bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga moralitas dan akhlak, meskipun dihadapkan dengan cobaan berat. Akhlak yang baik merupakan cerminan dari iman yang kuat.
Menjaga lisan, menghormati orang lain, dan selalu berusaha untuk berbicara dengan baik adalah sebagian dari akhlak mulia yang bisa kita teladani. Dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia akan membawa kebahagiaan dalam hubungan sosial kita, baik dengan keluarga, teman, maupun masyarakat.
Isra' Mi'raj bukan hanya sekadar sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang sarat dengan makna. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk senantiasa memperkuat iman, menjaga hubungan dengan Allah, meneladani akhlak mulia Rasulullah, dan mengutamakan kebahagiaan akhirat.
Dengan mengikuti jejak Rasulullah SAW, kita dapat meraih kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita renungkan dan aplikasikan pelajaran-pelajaran ini dalam kehidupan kita sehari-hari untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
***
*) Oleh : Ahmad Muzammil, M.Pd.I., Kepala Sekolah SD Zainul Hasan Genggong Probolinggo dan Dosen di Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |