TIMES JATIM, YOGYAKARTA – Peran Amerika Serikat dalam isu internasional tidak dapat dipungkiri. Sebagai salah satu negara dengan pengaruh besar, Amerika memiliki hak veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hak veto ini memungkinkan AS untuk membatalkan keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB. Dengan kekuatan ini, AS memegang posisi penting dalam berbagai konflik dunia, termasuk konflik antara Palestina dan Israel.
Dukungan AS untuk Israel: Keuntungan dan Dampaknya
Selama bertahun-tahun, AS telah memberikan dukungan besar kepada Israel, baik secara finansial maupun militer. Sejak 1999, kerja sama kedua negara bernilai lebih dari $2 miliar per tahun, bahkan meningkat dengan kesepakatan bantuan keamanan senilai $30 miliar yang berlangsung hingga 2018.
Bantuan tersebut mencakup peralatan militer canggih seperti F-35 Joint Strike Fighter. Di balik bantuan ini, AS memiliki berbagai kepentingan strategis. Israel menjadi sekutu utama dalam upaya AS menghadapi tantangan di Timur Tengah.
Dalam jurnal United States Foreign Policy in the Palestinian-Israeli Conflict, Mukhtar menjelaskan bahwa Israel sering menjadi "aset" AS dalam konflik dengan negara-negara Arab. Kedekatan hubungan ini membuat posisi AS cenderung condong mendukung Israel, meskipun mendapat kritik tajam dari komunitas internasional.
Peran AS di PBB dan Pengaruh Media
Di forum PBB, dukungan AS untuk Israel kerap menjadi penghambat resolusi perdamaian. Banyak negara menyetujui bahwa Palestina seharusnya menjadi negara merdeka dan mengecam aksi kekerasan Israel. Namun, keterlibatan AS sebagai mediator seringkali justru membuat keputusan sulit diimplementasikan.
Selain itu, pengaruh AS terlihat jelas dalam opini publik dan media yang sering kali membentuk narasi yang mendukung Israel, sehingga pandangan masyarakat internasional terhadap konflik ini berbeda dari kenyataan di lapangan.
Kebijakan Luar Negeri yang Dinamis namun Tidak Netral
Sejarah kebijakan luar negeri AS menunjukkan perubahan yang dinamis. Misalnya, saat Donald Trump menjadi presiden, ia meluncurkan Trump Peace Plan.
Sayangnya, rencana ini ditolak oleh Palestina karena dianggap terlalu sepihak. Kebijakan AS sering kali lebih mengutamakan hubungan erat dengan Israel ketimbang mendukung upaya perdamaian yang adil.
Dalam studi oleh Osama Anter Hamdi, dijelaskan bahwa meskipun kebijakan AS terhadap konflik ini bervariasi, keberpihakan AS terhadap Israel tidak dapat disangkal.
Keputusan politik, bantuan finansial, dan keterlibatan militer menunjukkan bahwa AS lebih memilih memenuhi kepentingannya sendiri daripada bertindak sebagai mediator yang netral.
Kritik dan Tuntutan Internasional
Tindakan AS mendukung Israel yang dituduh melakukan kejahatan genosida menuai kecaman dalam berbagai sidang internasional. Kecaman ini memperkuat pandangan bahwa AS lebih memprioritaskan hubungan bilateral daripada keadilan global.
Dalam jurnal Analisis Penggunaan Hak Veto Dan Dampaknya Terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB Untuk Palestina, Khafis et al. menegaskan bahwa penggunaan hak veto oleh AS menghambat upaya resolusi PBB dalam menangani konflik ini.
Alih-alih menjadi kekuatan untuk perdamaian, hak veto seringkali justru menjadi alat politik untuk melindungi kepentingan AS dan Israel.
Peran AS dalam konflik Palestina-Israel sangat kompleks. Dukungan besar kepada Israel, keterlibatan dalam PBB, dan pengaruh terhadap media menunjukkan bahwa AS memainkan peran yang jauh dari netral. Di satu sisi, AS memiliki kekuatan untuk memediasi perdamaian.
Namun di sisi lain, keberpihakannya justru memperpanjang konflik. Jika AS ingin benar-benar menjadi kekuatan positif di Timur Tengah, objektivitas dan keberpihakan terhadap perdamaian sejati harus menjadi prioritas utama.
***
*) Oleh : Yusrina Dinar Prihatika, Dosen Sastra Inggris FSBK-Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |