TIMES JATIM, PONOROGO – Pameran pusaka dalam rangka Grebeg Suro 2025 di Kabupaten Ponorogo berlangsung dari 23-26 Juni 2025 di Pendopo Kabupaten Ponorogo.
Acara ini menjadi salah satu agenda sakral yang menampilkan koleksi pusaka keramat, seperti keris, tombak, dan benda-benda bersejarah lainnya.
Selain menampilkan koleksi pusaka klasik, pengunjung juga bisa menikmati workshop pusaka, dimana para empu dan kolektor menjelaskan filosofi, teknik pembuatan, hingga perawatan pusaka.
" Pameran ini bukan hanya ajang tontonan, tapi juga ruang edukasi budaya dan spiritual," kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, saat membuka pergelaran pusaka Grebeg Suro, Senin (23/6/2025) malam.
Menurutnya, benda-benda pusaka yang dipamerkan memiliki berbagai keunikan secara estetika maupun nilai filosofi. Selain itu, bupati juga menyoroti tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju dalam pembuatan benda-benda pusaka seperti keris, mothik dan sebagainya.
"Memadukan beberapa jenis logam menjadi satu kemudian bagaimana agar logam keras didinginkan serentak pada saat sehingga keris menjadi kuat luar biasa" ulas Bupati Sugiri Sancoko.
"Tidak mustahil ketika perang pada Zaman Majapahit melawan tentara Tartar itu semua tameng tembus oleh panah kita karena pemahaman terhadap metalurgi kita jauh lebih dalam," paparnya.
Bupati yang menjadi inisiator kegiatan Grebeg Suro 2025, juga mengajak generasi muda mempelajari teknologi yang digunakan nenek moyangnya. Menurutnya, benda-benda pusaka jangan tidak hanya dikaitkan dengan hal-hal klenik tapi juga ilmu pengetahuan yang pesat pada zamannya.
Dengan demikian, generasi milenial maupun generasi z bisa mengembangkan teknologi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. Untuk sampai kepada hal itu, mereka perlu didorong untuk mencintai benda-benda pusaka karya nenek moyangnya di acara kali ini.
"Dari pergelaran ini, tentu ada ekonomi kreatif maka akan tumbuh ekonomi dari perkerisan, Makanya kita apresiasi kalau nanti ada empu yang sedang nempa kita tonton bersama-sama lalu kemudian kita beli untuk mengapresiasi dari rakyat untuk para pelaku keris," ujarnya.
Nilai-nilai tersebut membuat keris diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO).
“Artinya, kita wajib untuk melestarikan, untuk mencintai dan tentunya untuk mengembangkan agar kemudian menjadi lebih baik dan lebih baik lagi," tukas Bupati Sugiri Sancoko. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ronny Wicaksono |