TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Rumah Industri Batik Ronggo Mukti Probolinggo, Jatim, menghadirkan koleksi terbaru untuk momen lebaran 2025 dengan sentuhan motif eksklusif dan warna trendy.
Warna hitam abu-abu menjadi pilihan utama dari rumah batik yang beralamat di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo ini.
Konon, perpaduan warna tersebut mencerminkan elegansi dan ketegasan yang tetap berkelas untuk berbagai acara perayaan.
“Kami selalu berusaha menghadirkan sesuatu yang segar menjelang lebaran. Tahun ini, hitam abu-abu menjadi pilihan warna yang banyak diminati karena memberikan kesan elegan dan mewah, namun tetap cocok untuk berbagai usia,” ujar Mahrus Ali, pemilik Rumah Industri Batik Ronggo Mukti.
Sebagai salah satu produsen batik tulis khas Probolinggo, Batik Ronggo Mukti terus berinovasi dalam menciptakan motif-motif baru yang tidak hanya mengikuti tren. Tetapi juga tetap mempertahankan unsur kearifan lokal.
Mahrus Ali menuturkan, setiap desain yang dirilis menjelang lebaran memiliki filosofi tersendiri. Dirancang khusus untuk memenuhi permintaan pelanggan yang ingin tampil istimewa di hari raya.
Untuk motifnya bermacam-macam. Seperti Cahya Surya Mukti, Ronggo Mukti, Alam Tresna Mukti, dan Banyu Alur Mukti. Sedangkan motif andalan tahun ini adalah Kembang Alam Nusantara, yang masih dalam proses produksi.
Tidak hanya kain batik, koleksi terbaru ini juga mencakup produk fashion siap pakai, seperti baju batik eksklusif yang dibanderol sekitar Rp 1,2 juta per potong.
Selain itu, rumah batik yang berdiri sejak 2014 ini juga memproduksi sarung batik dan odeng batik yang diberi nama Odeng Probolinggo.
Layani Warga Lokal Hingga Mancanegara
Momentum lebaran selalu menjadi waktu yang sibuk bagi Batik Ronggo Mukti. Permintaan batik meningkat tajam, terutama dari pelanggan tetap yang berasal dari berbagai daerah.
Selain Probolinggo, pelanggan itu berasal dari Pasuruan, Jember, Bogor, dan bahkan dari Singapura. Pelanggan dari Negeri Singa disebut memesan batik tulis Probolinggo tiga kali dalam setahun.
“Walaupun kami menerima banyak pesanan, baik dari instansi maupun keluarga yang ingin tampil seragam saat lebaran, tetap kami hadirkan motif dan warna baru demi kepuasan pelanggan,” tambahnya.
Dengan produksi rata-rata 5-10 desain baru setiap tahun, perajin batik yang berdiri sejak 2014 ini selalu memastikan setiap pelanggan mendapatkan motif eksklusif yang tidak pasaran.
Untuk batik tulis standar berukuran 2,5x1 meter, harga per lembar berkisar Rp 200 ribu dengan waktu pengerjaan sekitar lima hari untuk produksi 5–10 lembar.
Sementara itu, untuk desain yang lebih rumit dengan bahan premium seperti sutra, harga bisa mencapai Rp2,5 juta dengan proses pengerjaan hingga satu bulan.
Misi Budaya dan Ekonomi
Selain berfokus pada produksi, Batik Ronggo Mukti juga memiliki misi untuk melestarikan batik sebagai identitas bangsa sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.
Rumah batik di jantung kota Kraksaan ini, memiliki 32 pengrajin. Mayoritas adalah perempuan dari desa sekitar. Tak ayal, usaha ini telah menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga.
Tidak hanya itu, Batik Ronggo Mukti juga aktif membina pengrajin-pengrajin baru. Beberapa anak didiknya, seperti Batik Warogo, Aisyna, dan Batik Sumber Ayu di Kecamatan Besuk, kini telah mandiri dan memiliki usaha sendiri.
Bahkan, warga binaan di Rutan Kraksaan yang pernah belajar membatik di sini, kini mampu memproduksi batik secara mandiri.
“Kami ingin batik tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi jalan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka,” ujarnya.
Dengan koleksi baru yang dirilis menjelang lebaran, Batik Ronggo Mukti tidak hanya menawarkan produk yang indah, tetapi juga membawa misi besar dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi.
Di tengah tren yang terus berubah, mereka tetap setia pada akar budaya sambil terus berinovasi, memastikan bahwa batik tetap relevan di setiap zaman. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |