TIMES JATIM, JAKARTA – Seniman lukis dan kurator senior, Jim Supangkat, memberi apresiasi tinggi atas karya Doddy Hernanto atau Mr D One Finger. Ia melihat langsung beberapa karya Mr D yang dipamerkan secara virtual dalam rangka Hardiknas 2021, Minggu (2/5/2021).

Pemilik nama lengkap Jim Abiyasa Supangkat Silaen itu mengatakan bahwa percobaan Mr D cukup menarik dan tidak banyak seniman bisa melakukan.

Sebab, menurut Jim, melukis realistik di atas bidang hitam sekaligus mengkombinasikan karya dengan musik (audio) yang bergerak tentu bukan hal mudah.

"Itu percobaan yang menarik ya. Tidak banyak seniman yang mencoba eksperimen seperti itu. Tentu latihannya membutuhkan waktu yang lama," kata Jim Supangkat kepada TIMES Indonesia, Minggu (2/4/2021).

Peraih Visual Arts Award tahun 2011 ini menilai Doddy atau Mr D berhasil mencapai keahlian di keterampilan tersebut. Yakni, memadukan kemampuan melukis dengan teknologi digital sehingga lukisan tersebut tampak bergerak.

Satu hal lagi, lanjut Jim, yakni dilengkapi dengan goresan suara yang timbul dari lukisan sketsa. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan opsi lebih banyak untuk menikmati pameran seni lukis.

"Itu yang menjanjikan dari percobaan Doddy (Mr D). Dia kan pemusik juga. Jadi bisa menggabungkan gerak dan musik. Artinya tidak berhenti pada gambar saja," ungkapnya.

Jim lanjut menjelaskan, hadirnya kecanggihan teknologi digital saat ini tentunya bisa membantu banyak orang. Apa yang dilakukan Mr D kata Jim, merupakan inovasi cerdas yang sangat jarang dilakukan banyak orang, tapi bukan hal baru.

"Dunia digital sudah maju di pembuatan film animasi. Tapi itu era yang lain ya. Itu industri film," tukasnya.

Dalam Virtual Art Exhibition kali ini, Minggu (2/5/2021) Mr D mengangkat tema besar Google dengan judul Mati Hidup. Galeri sketsa dipamerkan secara virtual di laman https://instagram.com/sketsabergerak?r=nametag.

Dari sekian karya, ada tiga sketsa yang membuat Jim Supangkat kepincut. Yakni gambar wajah Elon Musk (orang terkaya di dunia), John Lennon (penyanyi internasional) dan Not Hero (pahlawan di masa pandemi Covid-19)

Dalam pengamatannya, tiga karya itu yang memiliki kecermatan dan detail tinggi. Sedangkan karya lainnya dikatakan perlu pengembangan lagi.

"Sebab melukis hitam di atas putih itu percobaannya lebih sulit. Cuma yang saya perhatikan kalau Doddy menggambarkan penyanyi, itu hasilnya lebih baik. Ada mood juga tentang dunia musik. Tidak melulu tokoh," bebernya.

"Ketika dia (Mr D) menggambarkan seorang penyanyi, itu beda. Itu lah mood seorang seniman," tambahnya.

Sementara itu, Mr D mengungkapkan syukur karena karyanya dapat apresiasi langsung dari seorang yang sangat ia hormati dan menjadi panutan di dunia seni.

"Jim Supangkat ini suhunya seni rupa yang berkebangsaan Indonesia. Pengalaman dan karyanya sudah mendunia," kata Mr D.

Sebagai bentuk penghargaan, secara khusus Mr D melukis empat tokoh inspiratif dan dipameran bertepatan dengan Hardiknas 2021.

Mereka adalah Ki Hajar Dewantara (tokoh pendidikan Nasional) dan Jim Supangkat (Seniman International berkebangsaan Indonesia). Dua tokoh ini lahir pada 2 Mei, bertepatan dengan Hardiknas.

Sedangkan dua tokoh lainnya adalah Leonardo da Vinci dan Soenarko (bapak kandung Mr D). Keduanya meninggal dunia di tanggal yang sama, 2 Mei.

"Makanya tema pameran virtual kali ini saya angkat Google (potret pendidikan masa pandemi) dengan judul Mati Hidup," tuturnya. 

Jim Supangkat bagi Mr D One Finger adalah sosok inspirator di dunia seni lukis. Pengalaman Jim diakui telah mendunia bersama karya-karyanya. (*)