TIMES JATIM, CIREBON – Sarman Firmansyah dan ratusan anggota Sanggar Salsabila Art menyulap limbah styrofoam menjadi sejumlah miniatur yang memiliki nilai jual.
Sanggar seni yang baru setahun dibentuk ini sudah memproduksi berbagai miniatur dan aksesoris. Hasil kerajinannya pun sangat memuaskan.
"Kami memanfaatkan styrofoam dari barang bekas. Styrofoam ini kami cari di tempat pembuangan sampah. Kami cari kulkas bekas lalu kami ambil styrofoamnya. Selanjutnya kami ukir dengan pisau kecil menjadi miniatur kerata Singabarong, Paksi Naga Liman, dan sebagainya," kata Ketua Sanggar Salsabilah Art, Sarman Firmansyah saat ditemui di Sanggarnya di jalan Kapten Samadikun, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksaan, Kota Cirebon.
Berbahan dasar styrofoam Sarman mengajari anggotanya mengukir berbagai miniatur, seperti kereta Singabarong, Paksi Naga Liman, dan sebagainya.
Pelatihan yang Sarman miliki juga hasil dari binaan Pemerintah Kota Cirebon, namun pihaknya masih terkendala dalam mempromosikan dan menjual hasil kerajinan-kerajinan tersebut.
"Sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Cirebon soal promosi dan pemasaran. Satu miniatur penyelesaiannya berbeda-beda tergantung dari tingkat kesulitannya dalam mengukir. Satu miniatur bisa menghasilkan waktu 1 hingga 2 Minggu pengerjaan," tuturnya.
Selain kerajinan miniatur, Sarman menyebutkan, di sanggarnya juga membuat kerajinan aksesoris pertunjukan wayang orang.
"Selain mengolah limbah styrofoam, di sanggar ini juga kami mengajarkan tari tradisional kepada anak-anak yang suka dengan tarian tradisional mulai TK sampai SMA. Saat ini jumlah anggota yang ikut tari tradisional sebanyak 23 orang," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Ayu Lestari (MG-292) |
Editor | : Deasy Mayasari |