TIMES JATIM, PACITAN – Selain terkenal keindahan wisata pantai dan goanya, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur juga memiliki benda pusaka bertuah berupa Wayang Beber Pacitan yang konon adalah peninggalan Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit dan bisa dikatakan hampir punah tergerus modernisasi.
Wayang Beber berusia ratusan tahun tersebut menurut Ki Dalang Tri Hartanto merupakan pemberian dari Prabu Brawijaya dalam bentuk beberan yang menceritakan tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
"Pada masa itu, putri dari Prabu Brawijaya sakit keras. Walau sudah mengundang tabib dan ahli dari seluruh Majapahit, penyakit Sang Putri tak kunjung sembuh. Akhirnya, Ki Tawang Alun diundang untuk mengobati penyakit putri, dan berhasil mengobatinya menjadi sembuh dari penyakitnya," katanya mengisahkan kepada TIMES Indonesia, Selasa (5/10/2021).
Dalang muda yang merupakan trah keturunan ke-14 dari Ki Tawang Alun tersebut menambahkan, setelah mengobati putri Prabu Brawijaya, kemudian mendapatkan pemberian dari Sang Prabu.
"Sebagai ungkapan rasa syukur Sang Prabu, Ki Tawang Alun diberi hadiah dalam bentuk seperangkat Wayang Beber dengan harapan kelak pemberiannya dapat menjadi sumber penghasilan bagi Ki Tawang Alun dan anak keturunannya," imbuh Tri.
Lebih lanjut, dirinya mengaku masih memiliki dan merawat dengan baik Wayang Beber pertama buatan salah satu Prabu Brawijaya yakni Sungging Prabangkara yang masih asli.
"Ya, Alhamdulillah yang saya pegang ini masih asli dan masih terawat dengan baik," jelasnya.
Dinamakan Wayang Beber, Ki Dalang Tri Hartanto mengatakan Wayang Beber hanya dipentaskan untuk upacara ruwatan atau nazar dan berbentuk lukisan di atas kertas, dengan roman seperti wayang kulit purwa hanya kedua matanya nampak.
"Untuk pementasan, memang khusus acara ruwatan atau nadar saja. Sikap wayang bermacam-macam, ada yang duduk bersila, sedang berjalan, sedang berperang dan sebagainya. Lukisan wayang beber berjumlah 6 gulung, dan tiap gulung berisi 4 adegan," terangnya.
Hingga saat ini, tak jarang orang sekitar Desa Gedompol bahkan Wonogiri Selatan banyak berdatangan ke rumah Ki Dalang pemegang Wayang Beber di Dusun Karangtalun.
"Betul, sampai saat ini banyak yang datang kesini untuk maksud tertentu. Biasanya mereka memiliki hajat atau minta diruwat. Barulah Wayang Beber dikeluarkan," jelasnya menyatakan.
Sejak tahun 2010, Dalang muda keturunan trah ke-14 itu merasa menerima isyarat dari langit berupa pulung untuk melanjutkan amanah benda pusaka dari sang ayah yaitu Ki Mardi Guno yang merupakan trah ke-13.
"Saya mengenali Wayang Beber sejak tahun 2010, waktu itu seperti mendapat isyarat dari langit untuk melanjutkan amanah benda pusaka turun-temurun dari ayah saya. Walaupun demikian, khusus untuk acara tertentu, kalau mau manggung biasa ya harus pakai duplikat," katanya.
Selain itu, Wayang Beber merupakan kesenian asli daerah Kabupaten Pacitan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud sebagai warisan budaya nasional kategori budaya tak benda pada tahun 2015.
"Ya, karena nilai dan kesakralan budaya yang terkandung didalamnya. Dulu memang digunakan oleh para wali untuk media dakwah Islam hingga bertransformasi menjadi wayang kulit. Menjadi sakral karena tersirat pusaka Hyang Kalimasada," ungkapnya.
Diketahui banyak para sejarawan mengatakan dalang pertama Wayang Beber Pacitan adalah Ki Tawang Alun, dilanjutkan pada anak keturunannya, Ki Nalongso, Ki Citrawangsa, Ki Gandayuta, Ki Singanangga, dan seterusnya, hingga sampai pada generasi Ki Sarnen dan Ki Sumardi. Saat ini dipegang oleh trah ke-14 yakni Ki Dalang Tri Hartanto. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Faizal R Arief |