TIMES JATIM, JEMBER – Peace Leader Indonesia, sebuah komunitas anak muda lintas agama, suku dan budaya terus mempromosikan tentang pentingnya toleransi, perdamaian, dan kesetaraan gender.

Mereka juga mendorong generasi muda untuk aktif dalam moderasi beragama dan pencegahan ekstrimisme. 

Salah satunya melalui program Peace Service yang dihelat, Minggu (19/3/2023) kemarin.

Koordinator Peace Leader Indonesia Redy Saputro mengatakan, program tersebut merupakan perjumpaan anak muda dari berbagai kelompok entitas agama yang keliling rumah ibadah untuk mengadakan dialog moderasi beragama.

Selain itu, program tersebut juga mengarah pada aksi sosial. 

"Agar mereka belajar tentang pentingnya agama sebagai pijakan kehidupan dan kegiatan aksi sosial seperti, bersih-bersih rumah ibadah di masjid Jami' Baitul Amin Jember, musala Sunan Ampel, praktek pembuatan Ecosim di Vihara Jagatnata Maytriea yang bekerja sama dengan Permatabumi, Karang Taruna Sunan Ampel serta SLB Jember," ungkap Redy kepada TIMES Indonesia. 

Menurutnya, kegiatan tersebut penting untuk membangun perdamaian di tengah masyarakat.

Generasi muda, lanjut Redy, perlu terlibat dalam pencegahan ekstrimisme.

Salah satunya melalui kunjungan ke berbagai rumah ibadah untuk melakukan dialog dan kegiatan aksi sosial. 

"Dalam hal ini kami melibatkan anak-anak muda untuk melakukan kegiatan bersama dalam rangka pencegahan radikalisme dan ekstrimisme. Selain itu, juga memberikan pengetahuan bagi pelajar-pelajar tentang bahaya ekstremisme dan implementasi moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat," terangnya.

Menurutnya, generasi muda memiliki kerentanan terhadap tindak kekerasan maupun ekstrimisme.

"Selain itu juga, menggambarkan potensi dan tantangan yang melekat pada kelompok muda yakni, membangun partisipasi bermakna untuk pembangunan perdamaian dan keamanan. Dimana anak-anak muda memiliki potensi yang besar dalam pembangunan perdamaian yang lebih strategis, organik dan berkelanjutan," pungkasnya. (*)