https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Cuaca Tak Mendukung, Petani Tembakau di Bondowoso Berpotensi Merugi

Senin, 09 September 2024 - 11:46
Cuaca Tak Mendukung, Petani Tembakau di Bondowoso Berpotensi Merugi Kondisi tembakau rajang milik petani di Wringin Bondowoso tidak kering merata shingga membuat harganya turun (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BONDOWOSO – Beberapa hari terakhir cuaca mendung hingga turun hujan terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Kondisi ini membuat petani tembakau di Bondowoso resah.

Pada musim panen tembakau, cuaca mendung dan hujan menyebabkan hasil produksi tembakau rusak sehingga harga jualnya pun anjlok.

Salah seorang petani tembakau di Kecamatan Wringin Bondowoso, Moh Rois menjelaskan, awal panen tembakau di Wringin pada Bulan Juli. 

“Ada juga yang baru panen, kan tanamnya tidak bersamaan. Kalau yang panen sejuk Juli daun tembakaunya sudah hampir habis,” kata dia saat dikonfirmasi, Senin (9/9/2024).

Awal panen petani sangat optimis bisa mendapatakan untung besar seperti tahun-tahun kemarin karena cuacanya bagus.

Pada bulan Juli kemarin kata dia, harga jual daun pertama atau daun bawah mencapai Rp 65 ribu per kilogram. 

Sementara makin tinggi daun tembakau yakni daun ke-5 dan 6 semakin tinggi pula nilai jualnya, karena kualitasnya tambah baik.

Namun kenyataannya lanjut dia, saat memasuki panen di akhir Agustus dan awal September, cuaca di Bondowoso mendung dan beberapa hari lalu hujan.

Akibat cuaca mendung tersebut tembakau tidak kering total dan merata. Sehingga tembakau yang semestinya di harga Rp 80 ribu per kilogram ditawar Rp 50 ribu oleh pembeli.

“Itu mending, kakau sudah hujan seperti kemarin harga tembakau bisa Rp 20 ribu per kilogram. Karena tembakaunya hitam dan sudah tak tertolong lagi,” kata petani asal Desa Bayuwuluh tersebut. (*)

Padahal jika cuaca bagus, tembakau rajang halus dengan kualitas nomor wahid asal Wringin bisa dihargai Rp 150 per kilogram oleh tengkulak atau pengusaha tembakau ecer siap linting.

“Tapi kalau kondisinya seperti saat ini, mendung dan hujan, harganya anjlok bisa di kisaran 20 ribu,” terang dia.

Menururnya, yang paling berpotensi merugi adalah petani yang melakukan pembelian tembakau di lahan. Biasanya dalam 0,5 hektar mengeluarkan biaya Rp 30 juta, belum biaya rajang dan semacamanya.

Sementara mereka tidak bisa menyimpan terlalu lama hasil produksinya untuk mencari harga terbaik, karena biar segera balik modal dan uangnya untuk diputar lagi. 

“Kemungkinan penghasilan mereka dan petani yang lain tidak seperti tahun kemarin, bahkan cenderung rugi jika cuacanya begini,” terang dia.

Cuaca mendung sudah terjadi dalam dua pekan terakhir. Bahkan di Wringin sudah dua kali hujan, dangan curah hujan ringan dan deras.

“Selain cuaca, harga tembakau juga diperngaruhi oleh beberapa gudang yang sudah tidak buka. Di Wringin saja hanya dua gudang yang buka. Semoga cuacanya bagus dan pembelian dari pabrik semakin tunggi,” harap dia. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.