TIMES JATIM, MALANG – Tren pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang terus menunjukkan pertumbuhan pesat. Hingga Agustus 2025, tercatat sebanyak 869.815 merchant telah bergabung menggunakan QRIS. Angka ini melonjak pesat dibanding Agustus 2024 lalu yang hanya sekitar 730 ribu merchant saja.
Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, Febrina mengatakan, fenomena ini mencerminkan penerimaan luas masyarakat terhadap sistem pembayaran non-tunai.
“Pertumbuhan ini konsisten dan menjadi bukti keberhasilan digitalisasi ekonomi di Malang,” ujar Febrina, Selasa (23/9/2025).
Ia mengungkapkan, popularitas QRIS semakin kuat di kalangan generasi muda seperti milenial dan Gen Z, yang dikenal adaptif terhadap teknologi digital. Tidak hanya jumlah merchant, jumlah pengguna QRIS di Jawa Timur (Jatim) juga mengalami lonjakan signifikan, dari 7,2 juta pada Agustus 2024 menjadi 8,7 juta pengguna pada periode yang sama tahun ini.
Menurut Febrina, kemudahan dan efisiensi menjadi daya tarik utama QRIS, termasuk bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).
“Masyarakat kini makin terbiasa menggunakan pembayaran digital, mulai dari belanja harian hingga layanan publik,” ungkapnya.
BI Malang juga terus menghadirkan inovasi, salah satunya QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM). Fitur ini memungkinkan transaksi jarak jauh tanpa harus bertemu langsung, mendukung tren belanja online yang kian marak.
“Dengan QRIS TTM, masyarakat dapat melakukan pembayaran, transfer hingga setor pajak dan retribusi daerah dengan lebih cepat, aman, dan transparan,” terangnya.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya menjaga keamanan transaksi digital. Masyarakat diminta selalu memeriksa kode QR sebelum membayar, melindungi perangkat dengan aplikasi keamanan terbaru, serta tidak membagikan PIN maupun data pribadi.
“Langkah sederhana ini penting untuk mencegah penipuan dan menjaga kenyamanan dalam bertransaksi,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |