TIMES JATIM, SURABAYA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengingatkan kembali sejarah penting Surabaya sebagai pusat keuangan Indonesia pada masa lampau.
Hal itu disampaikannya saat menutup acara Java Coffee and Flavour Festival (JCFF) 2025 di Kota Lama Surabaya, Senin (25/8/2025) malam.
Kota Pahlawan Surabaya mempunyai sejarah sebagai pusat keuangan Indonesia pada masa lampau. Jawa Timur “Gerbang Nusantara”, pusat perdagangan ekspor dan intra-nasional.
Di zamannya, Surabaya lebih maju dibanding Jakarta, karena pernah menjadi daerah pertama yang menerbitkan municipal bond atau obligasi daerah untuk membiayai pembangunan fasilitas publik.
“Surabaya itu jauh lebih maju dibanding Jakarta. Pemerintah daerahnya sudah pernah menerbitkan obligasi untuk membangun fasilitas umum. Ini menunjukkan betapa kuatnya Surabaya sebagai pusat keuangan di masa lalu,” ungkap Destry.
Tidak hanya itu, Jatim berada pada posisi sangat strategis sebagai penghubung wilayah barat dan timur Indonesia.
Begitu juga dengan sejarah panjang perdagangan rempah, kopi, hingga cokelat menjadikan provinsi ini memiliki potensi besar untuk kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Destry juga menyoroti pentingnya menjaga heritage Kota Tua Surabaya, termasuk gedung bersejarah De Javas Bank yang kini menjadi bagian dari BI. Kota Tua bisa menjadi pusat wisata sejarah sekaligus bukti kejayaan ekonomi Surabaya di masa lalu.
Selain sejarah, Destry menekankan potensi Jawa Timur di sektor kopi dan cokelat. Tercatat 86% ekspor kopi Jawa dikirim melalui pelabuhan Jawa Timur, dengan kontribusi hampir 48% dari total produksi kopi Jawa.
“Gerbang Baru Nusantara ini sangat mungkin diwujudkan, karena potensi kopi Jawa Timur luar biasa,” katanya.
Tidak hanya kopi, permintaan cokelat global juga terus meningkat. Ia mencontohkan tren “cokelat Dubai” yang viral, padahal bahan bakunya banyak berasal dari Indonesia.
Hal ini menurutnya menjadi peluang besar bagi Jatim untuk memperkuat hilirisasi pangan.
Bank Indonesia, berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mendorong UMKM agar siap bersaing global melalui capacity building, akses pasar, hingga pemanfaatan teknologi digital.
Sementara festival tahun ini juga menunjukkan geliat ekonomi yang luar biasa. Jika pada 2024 transaksi hanya Rp38 miliar, tahun ini nilainya melonjak hingga Rp100 miliar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bank Indonesia Dorong Bangkitnya Perekonomian Lewat Kopi
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |