TIMES JATIM, JOMBANG – Tren hampers pernikahan terus berkembang. Jika dulu identik dengan cokelat, kue, atau bunga, kini muncul inovasi baru yang tak kalah unik.
Di Jombang, sepasang suami istri berhasil mengubah telur asin, produk yang sederhana dan akrab di dapur, menjadi hampers mewah yang banyak dipesan untuk lamaran hingga pernikahan.
Inovasi ini digagas oleh Eva Nurfatika Sari, pemilik Rumah Produksi Telur Asin Pratama yang berlokasi di Jalan Proklamasi, Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang.

Eva bersama suaminya setiap hari mengolah ratusan telur bebek menjadi telur asin sekaligus merakit paket hampers yang tampil elegan.
Proses produksi dilakukan secara tradisional melalui fermentasi abu selama sepuluh hari. Telur bebek dilumuri abu dan disimpan dalam wadah tertutup hingga rasa asinnya meresap sempurna.
Setelah masa pendiaman, telur dibersihkan, diseleksi menggunakan cahaya senter, lalu dikukus sebelum diberi label stiker.
“Harga satuan Rp3.000 per butir. Untuk hampers, ada pilihan isi empat sampai sepuluh butir. Harganya mulai Rp85.000 sampai ratusan ribu,” ujar Eva saat ditemui, Jumat (21/11/2025).
Daya tarik utama dari produknya terletak pada kemasan. Telur-telur asin tersebut ditata dalam kotak khusus lalu dipercantik dengan bunga imitasi dan berbagai ornamen dekoratif.
Tampilan mewah inilah yang membuat hampers telur asin kian diminati calon pengantin yang ingin memberikan kesan unik di momen spesial.

Eva mengaku ide tersebut ia dapat dari media sosial. Namun agar tidak sekadar meniru, ia merancang desain hampers dengan sentuhan pribadinya.
“Unik kan, telur asin dijadikan hampers. Di Jombang masih jarang. Ada inspirasi dari TikTok, tapi saya modifikasi lagi biar beda,” tuturnya.
Untuk pemasaran, Eva mengandalkan Instagram dan TikTok. Konten video yang menarik membuat produknya viral dan mengalirkan pesanan dari berbagai daerah, termasuk Surabaya hingga Jakarta.
Usaha yang baru berjalan sejak Juni 2025 itu kini menghasilkan omzet hampir Rp5 juta per bulan. Meski begitu, Eva masih menghadapi tantangan karena belum memiliki peternakan bebek sendiri sehingga harus membeli telur dari luar.
“Kendalanya di harga telur bebek yang sekarang naik,” ungkapnya. (*)
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |