https://jatim.times.co.id/
Berita

Revisi Aturan Baru Terminal Arjosari Tuai Protes Pengemudi Ojol dan Penumpang Bus

Rabu, 25 Juni 2025 - 12:55
Revisi Aturan Baru Terminal Arjosari Tuai Protes Pengemudi Ojol dan Penumpang Bus Suasana pintu masuk terminal Arjosari Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Revisi aturan operasional di Terminal Arjosari Malang kembali memicu polemik. Salah satu poin perubahan yang kini menuai sorotan adalah pelarangan ojek online (ojol) menjemput penumpang di dalam area terminal.

Kebijakan ini muncul sebagai respons atas keluhan para pengemudi angkot yang merasa tersisihkan. Mereka menyebut banyak penumpang bus lebih memilih menggunakan layanan ojol daripada melanjutkan perjalanan dengan angkot.

Dalam aturan yang baru direvisi, ojol tidak lagi diperbolehkan mengambil penumpang dari dalam terminal. Namun, mereka masih diizinkan menurunkan penumpang sesuai dengan regulasi sebelumnya.

Perubahan ini langsung mendapat respons dari para pengemudi ojol di Kota Malang. Salah satunya, Candra Widianto (36), yang mengaku belum mendapat informasi resmi soal larangan tersebut.

“Saya belum dengar sama sekali, di grup ojol juga belum ada kabar. Tapi secara pribadi, saya keberatan. Ini akan berdampak pada penghasilan kami,” Candra, Rabu (25/6/2025).

Menurutnya, larangan ini menyulitkan karena selama ini banyak pelanggan yang merupakan penumpang bus yang baru tiba di terminal. Sementara para ojol dilarang menjemput di dalam, padahal penumpang diwajibkan turun di area terminal.

“Artinya penumpang harus jalan jauh dulu keluar dari terminal baru bisa pesan ojol. Itu jelas mempersulit dan memotong peluang kami dapat order,” ungkapnya.

Ia menyebut, kawasan mulai dari pertigaan Jalan Raden Intan, dekat Kantor Taspen hingga depan Terminal Arjosari, sudah lama menjadi zona larangan bagi ojol untuk menjemput penumpang. Praktis, kini pilihan bagi pengguna ojol makin terbatas.

Senasib dengan Candra, Yusuf (28), pengendara ojol lain, juga menolak aturan ini. Ia berharap kebijakan tersebut ditinjau ulang karena berpengaruh langsung terhadap pemasukan harian mereka.

“Aturan ini sebaiknya dibicarakan lagi, jangan langsung diberlakukan. Dampaknya besar bagi kami yang mengandalkan penumpang dari terminal,” katanya.

Tak hanya dari pihak ojol, protes juga datang dari penumpang bus. Putri (22), warga yang rutin bepergian antara Malang dan Surabaya, mengaku bingung dengan kebijakan yang kerap berubah.

“Ya agak repot, aturannya berubah-ubah. Awalnya boleh jemput di dalam, sekarang nggak boleh. Saya juga nggak bawa kendaraan, biasanya pesan ojol. Tapi ini bikin ribet,” keluhnya.

Ia berharap pemerintah bisa menetapkan aturan yang tegas dan konsisten agar tidak menyulitkan penumpang.

“Ini kan fasilitas publik, kami bayar. Tapi justru jadi korban dari tarik-menarik kepentingan. Harapannya ada aturan yang jelas dan permanen, jangan plin-plan seperti sekarang,” tandasnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.