TIMES JATIM, SIDOARJO – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memprioritaskan penyaluran suplai vital berupa oksigen, makanan, minuman, hingga cairan infus bagi korban berstatus merah yang masih terjebak di bawah reruntuhan mushala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, menjelaskan pada Rabu (1/10/2025), langkah itu diambil untuk memperpanjang peluang hidup para korban yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Menurutnya, korban dengan kondisi kritis masih mungkin bertahan lebih dari batas krusial 72 jam jika mendapat asupan logistik penting.

“Selama tim bisa menjangkau korban melalui celah-celah reruntuhan, dengan suplai oksigen, makan, minum, hingga infus, peluang korban untuk bertahan lebih lama tetap terbuka,” kata Syafii.

Syafii menekankan, hingga kini tim SAR gabungan masih mendeteksi tanda-tanda kehidupan dari sejumlah korban.

“Mereka bisa bertahan karena pasokan oksigen, vitamin, dan obat-obatan terus kami salurkan,” jelasnya.

Ia menambahkan, penyelamatan difokuskan melalui cara manual dengan menggali lubang serta celah di reruntuhan. Upaya itu dilakukan untuk menjangkau korban yang diduga masih bertahan di salah satu segmen bangunan. Melalui celah yang tersedia, petugas sudah menyalurkan makanan dan minuman.

“Dalam prinsip Basarnas maupun visi SAR internasional, setiap nyawa sangatlah berharga. Terlebih kali ini korbannya adalah anak-anak, generasi penerus bangsa. Karena itu, kami akan terus memprioritaskan penyelamatan hingga korban berhasil dievakuasi,” tegas Syafii. (*)