TIMES JATIM, SURABAYA – Garda Bangsa Kota Surabaya mendukung upaya penertiban parkir liar dan juru parkir di wilayah Kota Pahlawan oleh Wali Kota Eri Cahyadi.

Ketua Garda Bangsa Surabaya, Nasfa Uuth Akhmadie menyatakan penertiban parkir liar menjadi bukti komitmen Pemkot Surabaya melindungi hak warga dan menciptakan rasa aman pada lingkungan.

“Garda Bangsa Kota Surabaya mendukung penuh langkah tegas Wali Kota Eri Cahyadi. Penertiban jukir liar adalah upaya nyata untuk melindungi hak masyarakat, menciptakan rasa aman, dan menjaga citra Surabaya sebagai kota tertib dan nyaman," ucapnya, Jumat (13/6/2025).

Uuth menambahkan bahwa kebijakan ini akan memberi efek jera bagi pelaku jukir liar dan mendorong partisipasi warga.

“Kami percaya kebijakan ini akan memberikan efek jera... Kami juga mengajak seluruh warga untuk aktif melapor jika menemukan praktik jukir liar.”

Ia juga menegaskan Garda Bangsa Kota Surabaya siap bersinergi dengan Pemkot, aparat, dan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan Surabaya yang lebih baik, bersih dari pungli, dan nyaman untuk semua.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memimpin inspeksi mendadak (sidak) dan menyegel puluhan lahan parkir minimarket yang masih menggunakan jasa jukir liar pada Selasa (10/6/2025) .

Eri menjelaskan, penindakan menyasar minimarket yang menolak menyediakan jukir resmi sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2018 dan Perda Nomor 1 Tahun 2023, bahkan masih menarik biaya parkir padahal bertuliskan “bebas parkir” 

“Tempat usaha ini melanggar aturan… Pasal 14 Perda 3/2018 menyebutkan, petugas parkir harus berseragam dan beridentitas perusahaan,” tegas Eri 

Pemkot memberi peringatan sebelumnya melalui surat edaran tertanggal 2 Juni 2025, meminta minimarket menyediakan jukir resmi — jika tidak, Pemkot tidak segan melakukan penyegelan atau mencabut izin usaha.

Selain itu, Eri mengingatkan bahwa praktik jukir liar seringkali terkait praktik premanisme, dan Pemkot akan bekerja sama dengan TNI, Polri, Satpol PP, dan ormas untuk mengatasinya. Ia menegaskan agar jukir resmi tidak takut melapor bila diintimidasi. (*)