TIMES JATIM, SURABAYA – Sejumlah pengguna kendaraan di Jawa Timur mengeluhkan sepeda motornya mendadak mogok setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite di SPBU Pertamina. Keluhan serupa ramai dibicarakan di berbagai daerah, termasuk Surabaya.
Salah satunya dialami Erika, warga Wonokromo. Ia mengaku motornya dua kali mogok dalam dua hari terakhir usai mengisi Pertalite.
“Saya dari Trawas lewat Mojokerto, tiba-tiba motor brebet pas sampai Krian,” ceritanya, Rabu (29/10/2025).
Erika sempat memperbaiki motornya di bengkel, mulai dari membersihkan kampas ganda hingga mengganti busi. Namun, sesampainya di rumah, motor yang baru dibelinya empat bulan itu kembali bermasalah.
“Akhirnya saya ganti lagi busi. Tapi tetap rewel. Saya curiga bensinnya, bukan sparepart-nya,” katanya.
Sepeda motor milik Erika, warga Wonokromo Surabaya dua kali diservis. Motornya ngadat setelah diisi BBM jenis Pertalite, Rabu (29/10/2025). (FOTO: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)
Ia juga mengaku mencium aroma bahan bakar yang berbeda dari biasanya. “Baunya aneh, kayak bukan BBM asli. Setelah itu saya isi Pertamax, baru normal,” tambahnya.
Pemerintah Lakukan Pengecekan Lapangan
Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, turun langsung ke lapangan. Ia meninjau SPBU di Jalan Kayoon, Surabaya, untuk memastikan kualitas bahan bakar yang dijual ke masyarakat.
Laode melakukan uji visual untuk mengecek kejernihan bahan bakar dan memastikan tidak ada campuran air di dalam tangki penyimpanan bawah tanah.
“Tes visual dilakukan untuk memastikan BBM tidak tercampur air. Sementara pasta air digunakan memastikan tangki bawah tanah kering dari air,” jelasnya.
Dari hasil pengecekan sementara, Laode menyebut tidak ditemukan adanya air bebas (free water) dalam tangki maupun dispenser. Meski begitu, ia memastikan investigasi lanjutan tetap dilakukan oleh Pertamina guna menelusuri penyebab gangguan pada kendaraan konsumen. “Kami akan terus pantau. Pemeriksaan lanjutan tetap berjalan,” tegas Laode. (*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |