TIMES JATIM, PACITAN – Memasuki musim penghujan tahun 2025, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bergerak cepat melakukan pengerukan sedimen di sejumlah saluran air.
Kegiatan ini difokuskan di 3 kelurahan dan 2 desa, yakni Kelurahan Pacitan, Sidoharjo, Pucangsewu, serta Desa Mentoro dan Sumberharjo. Langkah ini menjadi upaya antisipasi dini untuk mencegah potensi banjir akibat penumpukan material sedimen di saluran air.
Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Air Minum (PLAM) DPUPR Pacitan, Tony Setyo Nugroho, menjelaskan bahwa kegiatan pengerukan sedimen telah berlangsung selama dua bulan penuh.
“Hari ini merupakan hari terakhir pelaksanaan kegiatan. Selama kurang lebih 50 hari, sebanyak 35 personel dari DPUPR Pacitan telah bekerja keras melakukan pembersihan dan pengerukan sedimen di enam titik wilayah,” jelas Tony, Rabu (29/10/2025).
Dalam prosesnya, kegiatan tersebut melibatkan berbagai peralatan berat dan kendaraan operasional. “Kami menggunakan satu unit excavator serta beberapa unit kendaraan dan dump truck untuk mengangkut material sedimen hasil pengerukan. Proses ini dilakukan secara bertahap agar tidak mengganggu aktivitas warga sekitar,” tambahnya.
Menurut Tony, kegiatan semacam ini idealnya dilakukan secara berkala setiap tiga tahun sekali. Tujuannya agar saluran air tetap terjaga dan tidak terjadi penumpukan sedimen yang dapat menghambat aliran air saat musim hujan.
“Kalau sedimen dibiarkan menumpuk, risikonya cukup besar. Saat curah hujan tinggi, air bisa meluap ke jalan bahkan ke permukiman warga,” ujarnya.
Selain wilayah yang telah ditangani, Tony menyebut masih ada beberapa titik yang memerlukan perhatian, terutama di kawasan Jalan WR Supratman ke arah barat.
Namun, karena keterbatasan anggaran, pekerjaan di wilayah tersebut belum dapat dilakukan pada tahun ini. “Untuk lokasi di WR Supratman dan beberapa titik lainnya akan kami rencanakan masuk dalam program tahun 2026 mendatang. Kami juga akan melakukan perawatan lanjutan di sepanjang Kali Kunir yang membutuhkan perhatian khusus,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tony menambahkan bahwa kebutuhan anggaran ideal untuk kegiatan perawatan dan pengerukan sedimen di wilayah perkotaan Pacitan mencapai sekitar Rp2 miliar setiap tahunnya.
Anggaran tersebut mencakup biaya operasional alat berat, bahan bakar, perawatan, serta upah tenaga kerja.
“Dengan anggaran itu Rp2 miliar, seluruh wilayah perkotaan Pacitan dapat terlayani secara optimal setiap tahunnya,” tuturnya.
Pemkab Pacitan berharap, dengan langkah antisipatif ini, risiko banjir di wilayah perkotaan dapat diminimalisir.
“Kami mengimbau masyarakat agar turut menjaga kebersihan saluran air di lingkungan masing-masing. Jangan membuang sampah ke selokan karena itu bisa memperparah sedimentasi,” pesan Tony.
Dengan selesainya kegiatan pengerukan sedimen ini, diharapkan sistem drainase di Pacitan dapat berfungsi lebih baik, sehingga masyarakat bisa merasa lebih aman dan nyaman menghadapi musim penghujan yang mulai datang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Memasuki Musim Penghujan, Pemkab Pacitan Rajin Keruk Sedimen Saluran Air
| Pewarta | : Rojihan |
| Editor | : Deasy Mayasari |