TIMES JATIM, PACITAN – Suasana Aula SMAN 1 Pacitan, Rabu (29/10/2025), berubah layaknya tempat pemungutan suara. Bilik suara berdiri rapi, panitia sibuk di meja registrasi, sementara para siswa antre menunggu giliran mencoblos. Pesta demokrasi ala pelajar itu berlangsung meriah dan tertib.

Sekitar 900 siswa dari kelas X hingga XII mengikuti pemilihan Ketua OSIS secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Pemungutan suara berlangsung sejak pagi hingga menjelang siang, disambut antusias oleh seluruh warga sekolah.

Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto, membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pemilihan Ketua OSIS bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bagian dari pendidikan karakter.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini. Siswa tidak hanya belajar memilih, tetapi juga memahami arti tanggung jawab dan kepemimpinan,” ujarnya.

Menurut Adi, pemilihan OSIS di SMAN 1 Pacitan menjadi bukti bahwa semangat demokrasi bisa tumbuh di mana saja, bahkan di bangku sekolah. 

"Dari ruang kelas, calon-calon pemimpin masa depan belajar arti tanggung jawab dan kejujuran lewat praktik sederhana, memilih dengan hati nurani," paparnya. 

Lebih lanjut, Adi mengatakan, di tengah derasnya arus informasi dan media sosial yang kerap memecah opini, kegiatan seperti ini menjadi ruang belajar yang berharga. 

"Saya berpesan kepada para siswa agar memaksimalkan pengalaman berharga ini, tetap semangat dalam berdemokrasi," tuturnya. 

Kegiatan itu juga dihadiri Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kabupaten Pacitan, Agus Susanto. Ia memberi pembekalan tentang pentingnya partisipasi pemilih muda dan menjelaskan bahwa proses pemilihan OSIS merupakan miniatur Pemilu sebenarnya.

“Pemilihan ketua OSIS ini adalah latihan nyata dari demokrasi. Harapannya, ketika adik-adik nanti menjadi pemilih atau bahkan penyelenggara Pemilu, seperti di PPS, KPPS, atau Panwascam, kalian sudah paham praktiknya dengan baik,” kata Agus.

Ia juga menilai kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan kesadaran politik dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara. “Setelah pemilihan, sebaiknya juga dilakukan penetapan hasil sebagaimana dalam Pemilu yang sesungguhnya,” imbuhnya.

Setelah sesi sambutan dan pembekalan, tiga calon ketua OSIS memaparkan visi dan misi mereka di hadapan seluruh siswa. Setiap calon menawarkan program unggulan dan menjawab pertanyaan peserta secara terbuka.

Setelah itu, suasana semakin seru. Panitia membuka sesi pencoblosan. Para siswa dengan tertib menyalurkan hak pilihnya di bilik suara, lalu memasukkan surat suara ke kotak yang disiapkan panitia.

Meski berlangsung di lingkungan sekolah, atmosfernya benar-benar menyerupai Pemilu sesungguhnya. Ada panitia, saksi, bilik suara, hingga penghitungan hasil yang dilakukan secara transparan di depan seluruh peserta.

“Seru sekali, rasanya seperti ikut Pemilu beneran,” ujar salah satu siswa, Noel, sambil tersenyum usai mencoblos.

Di sinilah para pelajar ditempa untuk berpikir kritis, menghargai perbedaan, dan berani menentukan pilihan dengan rasional. 

Karena sejatinya, demokrasi tidak hanya soal mencoblos, tetapi juga soal membangun kesadaran untuk mendengar, berdialog, dan menghormati keputusan bersama. Seperti yang dilakukan SMAN 1 Pacitan. (*)