https://jatim.times.co.id/
Berita

Wujudkan Pendidikan Ramah Anak, Kades di Lamongan Sisihkan Waktu untuk Mengajar di TK

Rabu, 29 September 2021 - 17:04
Wujudkan Pendidikan Ramah Anak, Kades di Lamongan Sisihkan Waktu untuk Mengajar di TK Kades Jatirenggo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Try Deasy Kusuma Ning Ayu, saat mengajar di TK Pertiwi, di desa setempat. (FOTO: Try Deasy for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, LAMONGAN – Di sela kesibukannya sebagai seorang Kepala Desa (Kades) Jatirenggo, Kecamatan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Try Deasy Kusuma Ning Ayu, menyisihkan waktunya untuk mengajar anak-anak TK, demi mewujudkan pendidikan yang ramah anak di desanya.

Wanita yang akrab disapa Bu Deasy tersebut mengungkapkan, aktivitas mengajar di TK Pertiwi 1 Desa Jatirenggo tersebut baru dimulai tahun ini. Keputusannya itu didasari oleh rasa penasarannya, ketika melihat turunnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di TK milik desa tersebut.

"Kebetulan TK-nya kan punya desa, kita evaluasi kenapa kok setiap tahun minat warga untuk menyekolahkan anaknya di situ kok kurang. Nah kita kan ndak bisa menyimpulkan sendiri, saya harus tahu dulu dalamnya seperti apa, akhirnya ya sudah, saya kasih ekstra bahasa inggris sama musik," kata Deasy, Rabu (29/9/2021).

Setelah terjun langsung untuk mengajar, akhirnya Deasy menemukan kekurangan yang membuat minat masyarakat turun. Menurut Deasy, salah satu kekurangan yang paling terasa adalah metode pembelajaran yang menurutnya begitu kaku dan membosankan.

Kades Jatirenggo a

"Yang saya lihat itu anak-anak terlalu ditekan untuk bisa membaca, terus sistem yang dipakai itu masih sama dengan dulu waktu saya masih TK. Jadi masuk SD itu sudah bisa membaca, padahal tingkat PAUD itu kan usia 0 sampai 9 tahun sebenarnya," tuturnya.

Deasy menambahkan, kondisi tersebut tak lepas dari tuntutan dan pola pikir orang tua bahwa anak bisa dikatakan berprestasi jika memiliki nilai akademis yang baik.

"Tapi kalau di (lingkungan) kita kan memang dituntut untuk pintar, karena orang tua juga mungkin cara mengedukasinya juga kurang, mindset-nya anak itu kalau tidak berprestasi itu artinya anak nol," katanya.

Padahal menurut Deasy, setiap anak memiliki kelebihan yang berbeda satu sama lain dan dan masing-masing anak punya keunikan tersendiri.

"Jadi sebetulnya ndak ada anak bodoh. Kepintaran tidak hanya dari segi akademik. Misalnya anak yang  satu ini dia skillnya memang di musik, ya arahkan di musik, kalau kita paksakan ke yang lain ya mungkin ndak bisa," ujarnya.

Oleh karena itu, wanita lulusan Psikologis Universitas Brawijaya tersebut ingin merubah metode pembelajaran serta pola pikir para orang tua di desanya, agar tidak lagi memaksakan kehendak kepada anak dan lebih memahami kepribadian serta karakter anaknya.

"Saya pingin orang tua itu jangan berpikiran kalau ndak rangking satu berarti anak ini bodoh. Saya tidak mau yang seperti itu. Yang jelas saya pinginnya pendidikan itu ramah otak, ramah anak," kata Deasy.

Untuk mewujudkan pendidikan ramah anak di desanya, Deasy mengajar dua kali seminggu. Hari Rabu dan Sabtu. Untuk hari Sabtu, ia mengajar full karena pengurusan administrasi di desa memang libur.

"Jadi di situ ada lukis, ada nari, ada nyanyi dan sebagainya. Jadi saya pingin anak-anak walaupun di desa yang jauh dari kota, anak-anak tetap mengenal pendidikan yang baik, yang bagus," ucap Kades Jatirenggo, Glagah, Kabupaten Lamongan ini. (*)

Pewarta : MFA Rohmatillah
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.